Terdeteksi Ada Gerakan Bawah Tanah Dalam Kasus Ferdy Sambo, Majelis Hakim Harus Di Isolasi!

Baca Juga: Promo Murah Indomaret, Hanya 3 Hari! Ada Beras Hingga Minyak Goreng dengan Harga Spesial

"Sudah ada kan Menko Polhukam sudah bilang, ada gerakan bawah tanah, kan sudah pasti itu. Lalu akan berhasil atau tidak? Ya kita lihat saja nanti hasilnya", kata Soleman B Ponto pada kanal YouTube MetroTV.

Dengan adanya gerakan tersebut, tentu harus ada upaya untuk mengamankan majelis hakim, agar tidak ada komunikasi dengan orang lain hingga sidang putusan nanti.

"Kita harus mengisolasi pak Hakim ini, kemarin kan dia bilang yang mengawasi polisi lagi, oh enggak. Angkatan laut saja yang jaga, ditaruh di tengah laut sana pakai kapal. Kan putus hubungan, tidak ada sinyal, tidak ada manusia, yasudah aman di sana. Tidak adalagi komunikasi dengan siapa saja sampai putusan itu, karena kalau masih ada komunikasi, itu sudah pasti akal upaya itu berjalan terus", lanjut Soleman B Ponto pada kanal YouTube MetroTV.

Pengamanan hakim memang harus dilakukan, tetapi juru bicara Komisi Yudisial, Miko Ginting mengalami dilema.

Baca Juga: Login prakerja.go.id Bisa Dapat Rp4,2 Juta, Cek Cara Daftar dan Syarat Terbaru Kartu Prakerja Gelombang 48

Ketika Hakim sedang menangani kasus anggota kepolisian dan Hakim harus dikawal juga dengan anggota polisi.

"Ini kan kasus yang melibatkan aparatur penegak hukum, aparat kepolisian atau mantan aparat kepolisian. Bisa dibayangkan kalo misal kita mengusulkan hari ini dengan safe house, dengan pengawalan ketat siapa yang akan melakukan pengawalan itu? Jangan -jangan kemudian nanti Hakimnya bukan nyaman malah menjadi tidak nyaman. Saya kira ke depan ya ketika ada kasus-kasus yang melibatkan apartur penegak hukum, kita negara dalam hal ini perlu menghadirkan satu proteksi yang membuat nyaman semua pihak terutama para Hakim untuk menjaga kemandiriannya", kata Miko Ginting pada kanal YouTube MetroTV.

Namun, masyarakat terus berharap kepada Majelis Hakim untuk membuat putusan akhir terhadap kelima terdakwa tersebut dengan seadil-adilnya. *** (Syifa Amalia Saptorini)