Hidung Venna Melinda Tak Patah Usai Alami KDRT, Namun Hasil Visum Tulang Rusuk Jadi Sorotan

AYOBANDUNG--- Venna Melinda kekinian semakin terbuka dan berani menunjukkan bukti-bukti tindakan KDRT yang dilakukan oleh suaminya yakni Ferry Irawan beberapa waktu lalu.

Setelah sempat menenangkan diri, Venna Melinda belakangan semakin berani menemui media untuk mengungkapkan fakta-fakta penganiayaan yang dilakukan oleh Ferry Irawan.

Usut punya usut, ternyata Venna Melinda sampai melakukan pemeriksaan sebanyak tiga kali usai dikasari oleh Ferry Irawan. Seperti kita ketahui, sebelumnya telah beredar foto Venna Melinda sesaat setelah dipukul oleh Ferry Irawan, wajah terutama bagian hidungnya bersimbah darah.

Baca Juga: Tolak Damai dengan Ferry Irawan, Baju yang Dipakai Venna Melinda Malah Kena Sindir

"Saya melakukan pemeriksaan medis sebanyak tiga kali. Pertama di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim usai dirawat setelah mendapatkan KDRT untuk yang terakhir kalinya belum lama lalu," ungkap Venna Melinda saat di Surabaya.

Jika sebelumnya Venna Melinda melakukan pemeriksaan di Rumah Sakit Bhayangkara. Diketahui belakangan Venna Melinda melakukan pemeriksaan keempat di Rumah Sakit Mitra Keluarga, Jakarta.

Setelah menjalani pemeriksaan, ternyata hidung Venna Melinda tidak mengalami patah tulang. Kendati demikian, ibu tiga anak ini mencoba memperlihatkan kepada publik jika hidungnya pada waktu itu dihimpit Ferry Irawan hingga berdarah.

"Menurut pemeriksaan medis. Tulang hidung saya tidak patah. Darah itu mengucur dari pembuluh darah di hidung yang pecah akibat dihimpit dengan sangat kuat menggunakan dahi Ferry Irawan," jelas Venna Melinda, dikutip dari Suara.com.

Baca Juga: Memanas! Kasus KDRT Ferry Irawan, Venna Melinda Munculkan 4 Fakta Baru

Meski begitu, dampak lain yang ia alami ada pada aspek psikis usai KDRT. Menurut psikolog, Venna Melinda menjalani hari-harinya dengan penuh waspada dan rasa curiga sebab mengalami trauma.

Venna juga kehilangan nafsu makan dan sering merasa tidak nyaman. Ditambah tulang rusuknya yang masih sakit untuk dibuat beraktivitas.

"Mudah gelisah, tegang, gugup dan menimbulkan rasa tidak nyaman. Hal ini membuatnya tidak bersemangat beraktivitas. Kehilangan nafsu makan, berat badan, tidur merasa terganggu, terlebih di awal kejadian," ungkap psikolog dalam hasil visum Venna Melinda.

Meski sempat diancam, Venna Melinda akhirnya tetap berpegang teguh pada keputusan awalnya untuk melanjutkan perkara KDRT Ferry Irawan kepada pihak berwajib.

Baca Juga: Venna Melinda dan Ferry Irawan Masih Memanas! Saling Akui Punya Kartu As yang Siap Dibongkar

Ferry Irawan sebelumnya mengajak damai, jika tidak ia mengancam akan membongkar rahasia besar Venna Melinda yang hingga kini belum diketahui apa maksud dari ancamannya itu.

Hotman Paris saat mendampingi Venna Melinda juga menguatkan hasil visum berupa tulang rusuk ibu dari Athalla Naufal itu mengalami retak.

"Hari ini tanggal 26 Januari, sudah BAP yang ketiga dari Venna sebagai pelapor. BAP itu antara lain pertama berisi, Venna kasih semua bukti medis mengenai akibat KDRT. Yang terutama sekarang masih kesakitan dia punya rusuk," kata Hotman Paris sambil memperlihatkan kembali hasil visum.

Selain menunjukkan hasil foto rontgen rusuk Venna Melinda, Hotman Paris juga menampilkan hasil rontgen bagian hidung Venna Melinda.

Baca Juga: Jika Venna Melinda Tak Membatalkan Gugatan, Ferry Irawan Ancam Bongkar Aibnya di Bogor

"Yang hidung ini bukti medis bahwa memang secara medis bermasalah. Jadi tidak benar dan fitnahan dari pihak sana yang mengatakan darah bohong-bohongan, itu sangat kejam," ujar Hotman Paris

Selain foto rontgen hidung dan rusuk Venna Melinda, Hotman Paris juga menyerahkan bukti rekaman video pertengkaran di lokasi kejadian yakni di kamar sebuah hotel di Kediri, Jawa Timur

"Yang ini live, ada saksi melalui video call melihat video darah itu bercucuran, (saksi) sudah di-BAP dan diakui. Serta terjadi kegaduhan di kamar tersebut. Jadi fitnah dari pihak sana yang mgantakan itu darah bohongan atau dipukul sendiri," ucap Hotman Paris.

Semua bukti tersebut sudah diserahkan kepada penyidik. Hal itu juga yang membuat penyidik menjerat Ferry Irawan dengan Pasal 44 ayat 1 dengan ancaman hukuman lima tahun penjara.