CICENDO, AYOBANDUNG.COM -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat (Jabar) mengkonfirmasi terkait status Kejadian Luar Biasa (KLB) di wilayah Jabar. KLB itu disematkan buntut dari tingginya kasus campak di Jabar pada tahun 2022.
Ketua Tim Surveilens dan Imunisasi Dinkes prov Jabar, Dewi Ambarwati, mengatakan bahwa ada 1943 kasus campak di Jabar pada tahun 2022.
"Betul KLB, jadi di tahun 2022 memang di Jabar kasus campak kita meningkat tapi itu kejadiannya pertengahan tahun lalu tapi baru dirilis kementerian di tahun ini, itu raport akhir tahun," kata Dewi saat dihubungi, Rabu, 25 Januari 2023.
Data asli kasus campak di tahun 2022 dinilai bisa bertambah. Pasalnya, baru ada 19 dari 27 Kabupaten maupun kota yang melaporkan adanya kasus campak.
Baca Juga: Sebut Lesti Kejora Mirip Anak SD saat Berkuda, Komentar Soimah Digeruduk Warganet
"Di tahun 2022 ada 1943 kasus suspek, kalau yang positif itu sebenarnya ada 508 kasus," ungkapnya.
"Kalau yang awal tahun (2023) belum dapat laporan paling akhir bulan (Januari) ini," imbuhnya.
Dewi menegaskan, dari pendataan Dinkes Jabar, mayoritas anak yang mengalami campak merupakan mereka yang tidak mendapatkan suntikan imunisasi secara lengkap. Apalagi, virus campak dinilai dapat menginfeksi dengan cepat.
"Kebanyakan anak yang positif itu riwayat imunisasinya tidak lengkap. Penyebabnya virus campak itu sendiri, mudah menularnya drop late infeksi percikan dahak, batuk pilek mudah menularkan," tegasnya.
Artikel Terkait
WHO: Kasus Campak Naik 3 Kali Lipat
Akibat Corona, 117 Juta Anak Berisiko Terlambat Imunisasi Vaksin Campak
Kota Bandung Pastikan Tak Ada Kasus KLB Campak, Ini Kata Wali Kota