Renungan Katolik dari Bacaan Injil Yohanes 1:47-51 Kamis 29 September 2022 Percaya 100 Persen Tanpa Kepalsuan

- Rabu, 28 September 2022 | 14:22 WIB
Renungan Katolik dari Bacaan Injil Yohanes 1:47-51 Kamis 29 September 2022 Percaya 100 Persen Tanpa Kepalsuan (Eberhard Grossgasteiger/Unsplash)
Renungan Katolik dari Bacaan Injil Yohanes 1:47-51 Kamis 29 September 2022 Percaya 100 Persen Tanpa Kepalsuan (Eberhard Grossgasteiger/Unsplash)

LENGKONG, AYOBANDUNG.COM -- Renungan Katolik dari bacaan Injil Yohanes 1:47-51 untuk hari ini Kamis 29 September 2022.

Bacaan Injil dan renungan Katolik hari ini mengajarkan kepada kita untuk percaya kepada Yesus 100 persen tanpa kepalsuan, sebab akan ada tanda-tanda yang lebih besar dari apa yang telah kita lihat yang dilakukan Yesus.

Berikut perikop Injil untuk renungan Katolik Kamis 29 September 2022, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia." (Yohanes 1:47-51).

Baca Juga: Renungan Katolik Rabu 28 September 2022 Komitmen Mengikuti Yesus, Diangkat dari Injil Lukas 9:57-62

Mengatakan sejujurnya adalah sebuah perbuatan yang akan memuliakan Tuhan dan sebaliknya jika mengatakan penuh kepalsuan, maka akan menunjukan perbuatan yang memuliakan setan.

Banyak orang yang demi mengutamakan kepentingannya akan rela jauh dari kasih Allah dan tidak mau memuliakan Tuhan dalam artian bahwa dia mengatakan tidak jujur.

Semua itu berawal dari konsekuensi hidup dalam kejujuran tanpa kepalsuan hidup.

Di zaman Kristus kata ini sering digunakan Kristus untuk mengecam ahli-ahli Taurat dan para Farisi, karena mereka menampilkan diri sebagai orang saleh tetapi berperilaku bejat dan memalukan.

Baca Juga: Bacaan Injil Lukas 9:57-62 untuk Renungan Pagi Katolik Rabu 28 September 2022

Sekarang, perilaku penuh kepalsuan itu dengan mudah ditemukan dalam masyarakat kita, tak terkecuali di kalangan orang percaya.

Sering kita jumpai yang berlagak baik padahal hatinya penuh dengan niat jahat, rajin ke gereja padahal hatinya penuh kebencian, kelihatan baik padahal suka memperalat, dan berbagai perilaku munafik yang lain.

Dalam Alkitab terjemahan tertua Perjanjian Lama ke dalam bahasa Yunani kata ada sebuah kata yang melukiskan karakter kepalsuan, yakni hipokrit berarti "tak berTuhan".

Agar tak terjebak sebagai hipokrit sebagaimana sering dilakonkan orang tak ber-Tuhan, mari kita berkata dan berperilaku sebagaimana adanya.

Seperti sikap Yohanes kepada Yesus. Yohanes bisa memperalat Yesus untuk tujuan pribadinya tetapi ia tidak melakukannya.

Halaman:

Editor: Mutiara Rizka Maulina

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X