SBY Beberkan Skenario Ketidakadilan Pemilu 2024, Siapa Dalangnya?

- Minggu, 18 September 2022 | 20:57 WIB
SBY atau Susilo Bambang Yudhoyono mengungkapkan tanda-tanda ketidakjujuran pada Pemilu 2024. Ia bahkan menjelaskan tentang skenario kecurangan yang akan terjadi. (Instagram)
SBY atau Susilo Bambang Yudhoyono mengungkapkan tanda-tanda ketidakjujuran pada Pemilu 2024. Ia bahkan menjelaskan tentang skenario kecurangan yang akan terjadi. (Instagram)

LENGKONG, AYOBANDUNG.COM -- SBY atau Susilo Bambang Yudhoyono mengungkapkan tanda-tanda ketidakjujuran pada Pemilu 2024. Ia bahkan menjelaskan tentang skenario kecurangan yang akan terjadi.

Karena hal tersebut, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat itu mengaku harus turun gunung jelang pemilihan umum atau Pemilu 2024.

"Mengapa saya harus turun gunung menghadapi pemilihan umum 2024? Saya mendengar, mengetahui bahwa ada tanda-tanda Pemilu 2024 bisa tidak jujur dan tidak adil," ujar SBY dalam forum rapat pimpinan nasional (Rapimnas) yang diunggah DPD Partai Demokrat Sumatera Utara, dikutip dari Republika.co.id, Minggu, 18 September 2022.

SBY menyampaikan pidato yang bersifat internal di hadapan sekira tiga ribu orang dalam Rapimnas Partai Demokrat pada Kamis, 15 September 2022.

Baca Juga: 6 Fakta Prof Azyumardi Azra, Ilmuwan Pertama Indonesia yang Diberi Gelar ‘Sir’ oleh Kerajaan Inggris

Namun waktu itu, pidato dari Presiden ke-6 Republik Indonesia itu tertutup untuk media.

Namun dalam video yang diunggah DPD Partai Demokrat Sumatera Utara, SBY mengatakan, adanya skenario untuk Pilpres 2024 hanya diikuti oleh dua pasangan calon.

SBY mengatakan, skenario tersebut dikehendaki oleh mereka yang tak dijelaskan siapa.

Baca Juga: Pendataan Non ASN Bisa Diisi Tenaga Honorer, tapi 7 Kategori Ini Tidak Akan Lolos

"Konon akan diatur dalam pemilihan presiden nanti yang hanya diinginkan oleh mereka dua pasangan capres-cawapres saja yang dikehendaki oleh mereka," ujar SBY.

Menurutnya, Partai Demokrat yang berada di luar pemerintahan saat ini, tak bisa mengajukan calon presiden (capres) atau calon wakil presidennya (cawapres), meskipun sudah membentuk satu koalisi dengan partai politik lain.

"Informasinya, Demokrat sebagai oposisi jangan harap bisa mengajukan capres-cawapresnya sendiri bersama koalisi tentunya. Jahat bukan? Menginjak-injak hak rakyat bukan?" ujar SBY.

Skenario tersebut, disebut SBY, sebagai tindakan yang menginjak hak rakyat sebagai pemilih di Pemilu 2024. Pasalnya pemilu adalah hak rakyat, hak untuk memilih dan hak untuk dipilih.

"Pikiran seperti itu batil, itu bukan hak mereka, pemilu adalah hak rakyat, hak untuk memilih dan hak untuk dipilih, yang berdaulat juga rakyat. Dan ingat selama 10 tahun dulu kita di pemerintahan 2 kali menyelenggarakan pemilu, selama pilpres Demokrat tidak pernah melakukan kebatilan seperti itu," ujar SBY.

Halaman:

Editor: Aris Abdulsalam

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X