JAKARTA, AYOBANDUNG.COM--Presiden Joko Widodo menegaskan kunci pengendalian pandemi seperti vaksinasi harus dapat dirasakan merata dan setara di seluruh penjuru dunia. Sejalan dengan itu, di tanah air pemerataan vaksinasi pun terus digencarkan guna memastikan setiap warga terlindungi.
Duta Adaptasi Kebiasaan Baru dr. Reisa Broto Asmoro menyampaikan hal tersebut dalam keterangan pers yang ditayangkan Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) - Komite Penanganan COVID 19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN), Jumat (29/10/2021).
Reisa menyebutkan bahwa situasi penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia terus membaik berkat kerja sama seluruh rakyat. Pada 28 Oktober 2021, jumlah kasus harian di Indonesia tercatat tidak sampai 100 kasus per hari. Bahkan, sejak 15 Oktober 2021, konfirmasi harian sudah tercatat di bawah 1.000 kasus.
Menurut dr. Reisa, penurunan tren kasus baru mingguan secara umum mencapai 23%. Sementara itu, jumlah kematian menurun 16% dibandingkan pekan sebelumnya. Selain itu, kasus aktif di Indonesia kini berada di bawah 1%.
Di tengah perkembangan baik tersebut, Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19 ini mengingatkan bahwa lonjakan kasus masih terjadi di beberapa negara di dunia. Masyarakat Indonesia sebagai bagian dari warga dunia harus tetap prihatin dan mendoakan agar situasi di negara lain dapat segera membaik. Ia mengingatkan, pandemi di Indonesia hanya akan berakhir jika pandemi di seluruh dunia juga berhenti.
“Sebagaimana kita berprinsip bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, maka merdeka dari pandemi COVID-19 adalah hak semua warga bangsa di dunia,” tegas Reisa.
Sebagai Ketua G-20 setahun ke depan, Presiden Joko Widodo akan mengumandangkan ajakan Recover Together, Recover Stronger atau ‘Pulih Bersama, Pulih untuk Menjadi Lebih Kuat’. Presiden mengajak semua negara maju bekerja bersama memastikan akses terhadap vaksin COVID-19 merata dan memerangi COVID-19 bersama-sama, dengan memastikan perawatan dan pencegahan juga dilakukan oleh semua.
Reisa juga menjelaskan bahwa pemerintah tetap memprioritaskan lansia untuk mendapatkan vaksin COVID-19. Pemerintah terus mendorong pemerintah daerah dan TNI/Polri untuk mengevaluasi vaksinasi lansia di daerahnya, serta menemukan pendekatan yang tepat terhadap lansia di wilayah masing-masing.
“Perlu kita ingat, bahwa kelompok lanjut usia memiliki faktor risiko hingga 60 kali lipat lebih berat dibandingkan kelompok usia muda. Maka Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berupaya mendekatkan layanan vaksinasi agar bisa dijangkau kelompok lansia,” papar Reisa.
Untuk itu, pemerintah terus menambah sentra vaksinasi seluruh pelosok tanah air. Anggota keluarga juga diminta lebih proaktif memberikan pemahaman kepada orang tua maupun anggota keluarga yang lanjut usia agar bersedia untuk segera melakukan vaksinasi.
Reisa mengingatkan, dari 21,5 juta lansia, masih kurang 40% di antaranya yang sudah mendapatkan suntikan vaksin pertama. Sementara lansia yang telah mendapatkan dosis lengkap saat ini masih kurang dari seperempat jumlah target vaksinasi.
Hal ini perlu menjadi perhatian bersama, karena kelompok lansia masih dibayangi risiko tertular COVID-19 dan dapat menderita gejala yang berat, bahkan long COVID atau post COVID syndrome.
Dokter Reisa juga mengajak masyarakat untuk meningkatkan cakupan vaksinasi secara umum, yang saat ini sudah mencapai hampir 60% dosis pertama dan hampir 40% di suntikan kedua.
Artikel Terkait
Cuaca Bandung Hari Ini Sabtu 30 Oktober 2021, Waspada Hujan dari Siang
Jadwal dan Lokasi SIM Keliling Bandung 30 Oktober 2021
Lokasi dan Syarat SIM Keliling Kabupaten Bandung 30 Oktober 2021
Gejala Diabetes Bisa Terlihat dari Kuku, Kenali Cirinya!
Yuk ke Trouit, Kafe ala Pantai di Sudut Kota Bandung
Redmi Note 11 Pro Harga dan Spesifikasi, Baterai Penuh Cuma 15 Menit!
Booster Ramai Dibicarakan, Efektivitas Vaksin Covid-19 Turun?
'bjb Mesrakan UMKM' Cara bank bjb Majukan Ekonomi Daerah
Cara Menonaktifkan Video di Facebook 2021 Terbaru dari HP Android dan iOS
Sastra Sunda: TINA JANDELA