Marketplace Guru Panen Kritikan, tapi Ada Keuntungan Dijamin Happy

LENGKONG, AYOBANDUNG.COM – Sistem platform mengajar yang disediakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bernama marketplace guru panen kritikan.

Di balik panen kritikan ternyata ada keuntungan dari marketplace guru hasil gagasan Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim tersebut.

Berikut ini kritikan untuk sistem marketplace guru yang akan berlaku pada 2024 dan keuntungan yang dijamin bikin happy bagi tenaga pendidik.

(a) P1: jual beli guru

Menurut Ketua Umum Forum Guru Honorer Negeri Lulus Passing Grade Seluruh Indonesia (FGHNLPGSI) Heti Kustrianingsih, marketplace guru terkesan menumpuk target.

“Seharusnya target P1 (prioritas 1) tahun ini tuntas malah mikirin yang tahun ke depan yang belum berjalan,” kata Heti dikutip dari laman Republika, 30 Mei 2023.

Baca Juga: KJP Bulan Mei 2023 Sudah Cair Namun Hanya 100 Ribu? Disdik Jakarta Imbau Masyarakat Buka Situs Ini 

Heti mengaku kecewa lantaran status P1 yang menciptakan adalah Kemendikbudristek, namun sekarang malah belum dituntaskan.

“Temen-temen bilang ini seperti perdagangan manusia. Jual beli guru,” ucapnya.

(b) PGRI: berbahaya bagi para guru

Menurut Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) Dudung Abdul Qodir, pemerintah tidak seharusnya membuat sistem yang terkesan lompat-lompat.

"Secara sistem buat yang kuat, sumber daya manusia, dan struktur juga disiapkan yang kuat. Dibungkus oleh teknologi dan inovasi. Baru akan berjalan sesuai dengan sistem,” kata Dudung dikutip dari laman Republika, 30 Mei 2023.

Dudung menilai, marketplace guru hanya sebuah cara yang harus dikuatkan terlebih dahulu mulai dari sistem, SDM, kemudian transformasi strukturalnya.

Baca Juga: Bukan 1 Juni, Jadwal Pencairan Gaji 13 PNS hingga Pensiunan Mulai Tanggal Ini