Begini Penjelasan Profesor BRIN Secara Ilmiah, Terkait Mengapa Idul Fitri 1444 H Akan Berbeda

- Kamis, 23 Maret 2023 | 19:25 WIB
Profesor Riset Astronomi BRIN memberikan penjelasan terkait perbedaan penentuan Idul Fitri 1444 H (Instagram/@t_djamal)
Profesor Riset Astronomi BRIN memberikan penjelasan terkait perbedaan penentuan Idul Fitri 1444 H (Instagram/@t_djamal)

AYOBANDUNG - Hari ini, Kamis 23 Maret sebagian besar umat Muslim di Tanah Air telah memulai ibadah puasa Ramadhan 2023. Baru satu hari menjalankan ibadah puasa, tidak sedikit kemungkinan orang yang bertanya-tanya terkait perbedaan ditetapkannya Idul Fitri 1444 H mendatang.

Profsor Riset Astronomi-Astrofisika, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin baru-baru ini memberikan penjelasan ilmiah seputar Idul Fitri 1444 H.

Melalui akun website pribadinya tdjamaluddin.com, sosok yang juga merupakan Anggota Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama ini turut membeberkan penjelasan Idul Fitri 1444 H akan terdapat perbedaan.

Baca Juga: Kemenag Gelar Sidang Penetapan Awal Ramadhan 1444 H pada Rabu 22 Maret 2023

Thomas menyebutkan, jika beda metode hisab dan rukyat bukan menjadi alasan mengapa perbedaan Idul Fitri terjadi.

Ia menjelaskan jika gerhana matahari yang dianggap ijtimak atau konjungsi teramati di Indonesia pada siang hari tanggal 20 April 2023.

"Gerhana matahari sebagai kondisi ijtimak memang menunjukkan akhir siklus bulan mengitari bumi. Tetapi itu tidak bisa dijadikan dasar penentuan bulan baru hijriyah. Secara hukum (fikih), dasar penetapan bulan baru hijriyah harus berdasarkan pengamatan atau posisi bulan saat maghrib," tulis Thomas.

 Baca Juga: 5 Link Live Streaming Sidang Isbat Penentuan Awal Ramadhan 1444 H 2023, Hilal Sudah Terlihat?

"Nah, posisi bulan pada saat maghrib 20 April yang masih rendah di ufuk barat menjadi sebab perbedaan karena kriterianya berbeda. Menurut kriteria wujudul hilal (bulan lebih lambat terbenam daripada matahari), pada saat maghrib bulan telah di atas ufuk. Pada Gambar 1 ditunjukkan bahwa Indonesia berada di atas arsir merah, artinya posisi bulan sudah di atas ufuk," imbuhnya.

Sebab kriteria yang dijabarkan tersebut, Thomas menyebutkan jika Muhammadiyah pada akhirnya mengumukan Idul Fitri pada keesokannya atau satu hari setelahnya yakni tepat pada tanggal 21 April 2023.

Thomas menjelaskan jika dilihat dari gambar 2 yang diunggahnya pada laman tdjamaluddin.wordpress.com, kriteria baru MABIMS terpenuhi sebab wilayah yang diarsir biru situasinya bertepatan dengan waktu maghrib dan bulan sudah memenuhi persyaratan.

MABIMS sendiri menurut Thomas memiliki kriteria elongasi 6,4 derajat dan tinggi minimal 3 derajat.

 Baca Juga: Ini Daftar 124 Titik Rukyatul Hilal Penentuan 1 Ramadhan 1444 H

"Artinya, menurut kriteria imkan rukyat (visibilitas hilal) MABIMS, tidak mungkin terlihat hilal. Oleh karenanya, awal Syawal atau Idul Fitri pada kalender NU, Persis, dan Pemerintah ditetapkan pada hari berikutnya, 22 April 2023. Kepastiannya kita tunggu pengumuman Pemerintah setelah sidang itsbat," sebut Thomas.

Halaman:

Editor: Arendya Nariswari

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X