AYOBANDUNG.COM -– Indonesia merupakan sebuah negara yang sangat berpotensi untuk diserang bencana alam gempa bumi sepanjang waktu.
Letak geografis negara ini yang dilintasi oleh pertemuan antar lempeng membuat Indonesia sangat rawan diguncang gempa bumi.
Keberadaan sesar yang tersebar di seluruh penjuru Nusantara juga membuat masyarakat harus waspada dengan potensi kegempaan setiap waktu.
Sehubungan dengan hal tersebut, BMKG hadir di tengah masyarakat untuk memberikan informasi, edukasi, dan peringatan, termasuk pengetahuan tentang kegempaan di Indonesia.
Lantas, pernahkah kalian berpikir bagaimana BMKG bisa mengukur kekuatan dari guncangan gempa bumi?
Baca Juga: Prediksi Cuaca Kota Bandung, Rabu 8 Maret 2023, Pagi Cerah Berawan Siang Hingga Malam Hujan
Mungkin sebagian besar orang sudah tak asing lagi dengan alat yang disebut dengan seismometer. Ya, seismometer adalah alat yang berfungsi untuk mengukur kekuatan dari guncangan gempa bumi.
Lalu, bagaimana cara kerja dari seismometer? Simak ulasannya di bawah ini!
Dikutip AyoBandung.com dari akun twitter @EarthScope_sci, digambarkan sebuah alat pengukur gempa bumi (seismometer) dengan wujud pegas yang diberi beban dengan pena, lalu ada drum yang berotasi.
Beban tersebut akan bergerak bersama dengan permukaan bumi, saat bumi bergerak, gerakan relatif antara berat dan bumi akan memberikan ukuran gerakan tanah secara vertikal.
“Visualizing a weight hanging on a spring, the spring and weight are suspended from a frame that moves along with the earth’s surface. As the earth moves, the relative motion between the weight and the earth provides a measure of the vertical ground motion,” tulis akun tersebut.
Ketika sistem perekam dipasang, drum yang berputar dan pena yang terpasang dapat menghasilkan gambaran pergerakan relatif antara berat dan bumi hingga menghasilkan riwayat gerakan tanah (seismogram).
Baca Juga: Promo Hemat Alfamart 8 Maret 2023: Popok Bayi Mamy Poko, Sweety Diskon hingga 18 Persen
“If a recording system is installed, such as a rotating drum attached to the frame, and a pen attached to the mass, this relative motion between the weight and earth can be recorded to produce a history of ground motion, called a seismogram,” terangnya.
Sesimograf bekerja berdasarkan prinsip inersia--benda diam, hanya akan bergerak kecuali ada gaya yang diterapkan. Bobot yang menggantung di pegas akan cenderung diam apabila tak diberi gaya, saat drum bergerak.
Sementara itu, penelitian modern menggunakan seismometer yang bersifat elektronik, alih-alih menggunakan pena dan drum.
Gerakan yang terjadi saat gempa menghasilkan tegangan listrik yang direkam oleh perangkat komputer.
Artikel Terkait
Update Korban Jiwa Gempa Bumi Turki - Suriah Bertambah, 20.723 Meninggal Dunia
Sesar Cimandiri Sebabkan Gempa Bumi Guncang Kabupaten Sukabumi Jawa Barat dengan Magnitudo 4.0
Jabar Diguncang 69 Kali Gempa Bumi di Bulan Februari, BMKG Ungkap Hanya 9 Gempa yang Terasa oleh Masyarakat