JAKARTA, AYOBANDUNG.COM—Dalam ilmu medis pada masa Kesultanan Ottoman, makanan dan pola konsumsi penting. Manuskrip medis dari masa itu bahkan menulis terkait waktu dan jumlah makan yang tepat.
Prof Nil Sari dalam karyanya berjudul Food as Medicine in Muslim Civilization, menulis, terlambat makan dan makan secara berlebihan adalah dua hal yang berbahaya bagi kesehatan.
AYO BACA : 4 Cara Mengecilkan Perut Buncit
Seseorang, kata dia, sebaiknya makan saat sudah merasa lapar, bukan malah menunda hingga sangat lapar.
"Jika nafsu makan tidak terpenuhi maka perut akan menjadi kacau dan akan dipenuhi dengan cairan yang tidak sehat," ucapnya dikutip dari laman muslimheritage.com, Selasa (3/9/2019).
AYO BACA : 7 Makanan Penurun Gula Darah
Nil melanjutkan, ketika nafsu makan itu muncul, seseorang sebaiknya menyegerakan makan. Setelah itu, seseorang sebaiknya berhenti makan sebelum kenyang. Makan berlebihan hanya akan menyulitkan pencernaan bekerja.
"Makan secara berlebihan sangat berbahaya, bahkan bisa mengakibatkan kematian karena macetnya proses pencernaan," tutur Nil berdasarkan manuskrip medis dari Kesultanan Ottonom.
Sementara itu, untuk jadwal makan, ujar Nil, seseorang sebaiknya makan sebanyak tiga kali dalam dua hari, yakni makan pagi dan sore pada hari pertama. Lalu, pada hari kedua hanya makan siang.
Namun, pola ideal ini, kata Nil, cukup sulit diterapkan. Sebab, orang yang biasa makan dua kali setiap hari, tubuhnya akan menjadi lemah kita dipaksakan hanya makan sekali sehari.
Begitu pun orang yang biasa makan hanya satu kali sehari, ketika dipaksakan dua kali sehari maka akan mengalami gangguan pencernaan dan bahkan perutnya menjadi buncit.
AYO BACA : Tifus dan Hepatitis A Rentan Ditularkan Penjaja Makanan