PURWAKARTA KOTA, AYOBANDUNG.COM — Berbagai cara dapat dilakukan untuk mengurangi sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Salah satunya, dengan maggot (belatung), seperti yang dilakukan Kelompok pemanfaat dan pemberdaya (KPP) Tempat Pengelolaan Sampah reuse, reduce, dan recycle (TPS3R) Resik Sindangkasih, Kabupaten Purwakarta.
Mereka melirik cara mengurangai sampah menggunakan teknologi pakan ternak yang digabungkan dengan hewan maggot. Ketua KPP TPS3R Resik, Eka Heryana, meyakini sistem ini dapat mengurangai sampah organik dengan jumlah besar, karena maggot ini memiliki nilai ekonomis yang cukup lumayan.
"Dengan berdayakan maggot tidak ada sampah yang terbuang, dan hasil dari uraian sampah oleh maggot bisa menjadi pupuk kompos," ujar dia, Selasa (16/3/2021).
Tak hanya pupuk kompos, ia menyebut keuntungan lain juga didapat dari penjualan telur Black Soldier Play (BSP)/lalat hitam, bayi larva, larva dewasa, prepupa dan pupa.
"Dengan maggot ini kami dapat mengurai sampah organik sebanyak 500 hingga 800 kilo gram per hari," ujar dia.
Sehingga, lanjut dia jumlah sampah yang dibuang ke TPA cenderung sedikit, kisaran 30 persen sementara 70 persen dikelola dengan baik di sini.
"Dalam pengelolaan sampahnya kerja sama dengan Rumah Maggot Purwakarta (RMP)," kata Eka.
Selain itu, ia mengaku belum bisa memasarkan produk pupuk yang diproduksi karena jumlahnya masih terbatas juga kekurangan sumber daya manusia.
"Untuk sementara pupuk yang kami buat dibagikan ke setiap pengunjung yang datang ke TPS 3R RMP Resik Purwakarta," ujar dia.
Eka berharap, TPS yang tengah dia kelola saat ini mendapat simpati sekaligus bantuan modal dari pemerintah, sehingga produksi pupuk kompos organik yang dia kelola saat ini bisa dalam jumlah besar.
"Yang terpenting adalah kita bisa lebih banyak mengurai sampah organik dari masyarakat, itu tujuan kami," ujar Eka. [*]