RAJAPOLAH, AYOBANDUNG.COM—Kemarau membuat aliran air berkurang di Kabupaten Tasikmalaya. Untuk mengatasi hal tersebut, petani Sukasirna, Desa Manggungsari, Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, mengairi sawah dengan kincir air yang dipasang di aliran sungai Citanduy.
Tidak tanggung-tanggung, warga membuat kincir air berbahan bambu sebanyak delapan buah. Dengan kincir air itu, air sungai Citanduy disalurkan untuk mengairi puluhan hektare area persawahan. Kincir air tersebut dibuat warga setiap musim kemarau.
AYO BACA : 13 Kecamatan di Purwakarta Rawan Kekeringan
Salah seorang kelompok tani Desa Manggungsari, Dodo Hadori, menuturkan, meski ada dua irigasi di wilayah mereka, namun saat musim kemarau, air sulit didapatkan. Karenanya, para petani bersepakat memanfaatkan sumber air dari sungai Citanduy yang masih deras dengan bantuan kincir air.
"Irigasi ada, tapi kalau kemarau mah airnya kering. Kita bergotong royong sama-sama, bahannya bambu dan kayu. Jadi, pengairan dibantu sama kincir," papar Dodo, Rabu (10/7/2019).
AYO BACA : Kemarau, 7 Kabupaten/Kota di Jabar Terdampak Kekeringan
Manfaat kincir air itu dirasakan para petani. Area persawahan tetap terairi meski kemarau. Hal itu diakui oleh salah seorang petani, Omni Romli. Ia sangat terbantu karena terhindar dari kecemasan gagal panen.
"Alhamdulilah manfaat ada kincir air. Jadi, tidak khawatir gagal panen. Kalau perawatan ya sama petani juga," papar Omni.
Pengairan area persawahan dengan kincir air dirasakan lebih murah dan efektif jika dibandingkan dengan menggunakan mesin pompa yang membutuhkan bahan bakar.
AYO BACA : 29.913 Hektar Sawah di Jabar Alami Dampak Kekeringan
Komentar