Oleh Dr. Dirgantara Wicoksono, CH, Cht, S.Pd., M.Pd., M.M. & Haryanto, S.Pd.
Pendahuluan
Krisis yang disebabkan oleh munculnya virus COVID-19 sangat mempengaruhi masa depan dan kualitas hidup semua penduduk planet ini, terutama generasi muda. Jutaan orang terinfeksi dan sisanya dalam berbagai bentuk karantina, untuk mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut dan mengurangi tingkat kematian.
Lembaga pendidikan harus segera menyesuaikan diri dengan situasi baru dan menerapkan model pendidikan jarak jauh, yang memungkinkan akses jarak jauh ke infrastruktur dan sumber daya komputer. Gangguan dalam pendidikan generasi muda akan menjadi ancaman besar bagi kualitas hidup mereka dalam masyarakat pascakrisis.
Generasi yang tidak terpelajar dan, dapat dikatakan dengan bebas, "generasi yang hilang" tidak akan siap untuk memperbarui aliran ekonomi, pendidikan, dan sosial secara umum di akhir krisis.
Hanya transisi dari model pembelajaran tradisional ke model pembelajaran jarak jauh yang dapat memungkinkan kelangsungan proses pendidikan dalam isolasi parsial atau lengkap. Teknologi informasi dan komunikasi (ICT) memainkan peran penting, memungkinkan penerapan kelas virtual, akses berbasis web ke infrastruktur komputer di lab, diskusi virtual, dan bentuk interaksi lainnya antara guru dan siswa.
Baca Juga: Tanggapi Pledoi Bharada E, Mahfud MD: Kamu Jantan, Harus Tabah Menerima Vonis
Kecepatan transisi tergantung pada efisiensi sistem informasi lembaga pendidikan. Kondisi di mana proses pendidikan berlangsung, ketersediaan sumber daya, dan infrastruktur lengkap lembaga pendidikan, serta kemungkinan menerapkan solusi ICT khusus di lokasi siswa, menimbulkan kebutuhan untuk melakukan penyesuaian yang konstruktif segera dan tepat untuk setiap modul, mata kuliah, dan program.
Pendekatan yang berfokus pada siswa meliputi menentukan tujuan untuk pengetahuan dan metode yang harus membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan khusus dan mengembangkan keterampilan yang sesuai.
Tulisan ini bertujuan untuk memperkenalkan model transisi cepat dari model pembelajaran tradisional ke pembelajaran jarak jauh dalam keadaan darurat. Oleh karena itu, penelitian kami fokus pada menentukan solusi organisasi dan teknis dan menerapkan metode interaksi yang berbeda untuk memastikan kelangsungan dan menjaga kualitas pengajaran. Kami hipotesis bahwa hasil yang diperoleh selama fase evaluasi akan meningkatkan pendidikan di masa pascakrisis.
Transisi ke Pembelajaran online
Pembelajaran online mulai menjadi bagian integral dari proses pendidikan menengah dan tinggi. Universitas terkemuka menunjukkan bahwa pembelajaran online sangat penting bagi pertumbuhan jangka panjang mereka dan melaporkan bahwa permintaan untuk kelas atau program online lebih tinggi dibandingkan dengan modus tatap muka jauh sebelum krisis.
Sebuah klasifikasi besar dari kelas online memisahkan kelas asinkron dari kelas sinkron. Kelas asinkron memberikan lingkungan yang fleksibel yang berbasis mandiri, yang berarti siswa dapat mengakses konten multimedia yang direkam saat yang paling sesuai untuk mereka. Kelas asinkron dapat memfasilitasi paradigma pembelajaran modern, misalnya, kelas terbalik (flipped classroom).
Sementara kenyamanan adalah alasan paling banyak dicantumkan untuk kepuasan, kurangnya interaksi dengan instruktur serta dengan siswa lain adalah alasan paling banyak dicantumkan untuk ketidakpuasan dengan kelas asinkron. Meskipun banyak keuntungan dari kelas asinkron, kelas sinkron sering lebih disukai, karena umpan balik segera, tingkat motivasi yang lebih tinggi, dan kewajiban untuk hadir dan berpartisipasi.
Artikel Terkait
Lowongan Pramugari Lion Air untuk SMA SMK Semua Jurusan, Ada Pendidikan Gratis! Ini Syarat dan Cara Daftar
Dukung Akses Nutrisi dan Pendidikan Anak Indonesia di 11 Daerah,SGM Eksplor Kolaborasi dengan Lazada
Kolaborasi SGM Eksplor dan Alfamart Dukung Pendidikan dan Nutrisi Anak dari Aceh hingga Papua
Dukung Kemajuan Pendidikan, bank bjb & Universitas Padjadjaran Resmikan Knowledge Theater