Oleh Sjarifuddin Hamid
PENYERBUAN Rusia ke Ukraina dan sifat assertive China mendorong Jepang mengambil kebijaksanaan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Membangun angkatan perangnya agar mampu membalas serangan sampai ke wilayah lawan.
Untuk itu, anggaran pertahanan selama lima tahun, 2023-2028, dinaikkan menjadi 43 triliun yen. Naik dari lima tahun sebelumnya yang berjumlah 27,5triliun yen.
Dalam pada itu, sekutu dekat Amerika Serikat di Asia Tenggara yakni Pilipina menaikkan belanja pertahanan tahun 2023 menjadi US$4,28 miliar. Bertambah sembilan persen dari tahun anggaran terdahulu.
Pemerintah juga akan mempercepat penandatangan persetujuan yang memungkinkan tentara AS mempunyai masa tinggal lebih lama, serta bisa menggunakan lebih banyak fasilitas militer milik serdadu Pilipina.
Jepang dan Pilipina merupakan sekutu dekat Washington hingga sekalian peningkatan itu layak dikaitkan dengan membangkitkan kembali strategi pembendungan terhadap tiga negara komunis yakni Rusia, China dan Korea Utara. Ketiganya memiliki senjata nuklir.
Baca Juga: Jenazah Halimah Korban Wowon Cs di Bandung Barat Masih Utuh
Perkembangan di atas makin memperkokoh perkiraan bahwa peningkatan ketegangan akan berlangsung di Asia Pasifik. Gambarannya, China menjadi musuh utama sedangkan Amerika Serikat, yang tidak ingin kehilangan dominasinya, berada di sisi yang berseberangan. AS tidak sendiri tetapi menghimpun Korea Selatan, Jepang, Taiwan, Pilipina, India dan seterusnya.
AS melancarkan tekanan ke China pada dua aspek yakni dalam perdagangan termasuk chip, serta berada di belakang negara-negara yang punya sengketa perbatasan, wilayah atau pulau dengan China. Negara-negara itu berlokasi mulai dari Asia Timur sampai Teluk Benggala. AS menyatakan akan membela mereka berdasarkan prinsip demokrasi dan kebebasan pelayaran.
Sebagai pemimpin, menerapkan prinsip kepada para mitranya...bila ingin damai bersiaplah untuk perang. Artinya, setiap negara bebas harus mempunyai angkatan perang yang kuat. Tidak salah apabila diduga bahwa dibalik menghimpun permusuhan terhadap China, AS bermaksud menjual senjata.
Jepang saja berencana membeli 500 rudal Tomahawk. Rudal ini buatan Raytheon Missiles and Defense ini mampu menjangkau jarak sejauh sekitar 1.600 km. Harganya US$2 juta per unit.
Artikel Terkait
Joe Biden dan Xi Jinping Bertemu di KTT G20 Bali, Kesampingkan Isu Perang Dagang
Presiden Jokowi Tegaskan Pemimpin Dunia bahwa Perang Harus Segera Dihentikan, Ini yang Dikatakannya saat G20
Jokowi Umumkan Hasil Akhir G20 Sepakat Kecam Perang Ukraina: Awalnya Diragukan Banyak Pihak