Di tengah, cukup mengejutkan melihat Han-Seo tidak memasang Nguyen Quang Hai sejak menit pertama. Ia memilih untuk memasang Nguyen Tuan Ahn terlebih dahulu untuk menemani sang kapten Do Hong Dung, dan pengatur serangan Nguyen Hoang Duc.
Di depan pencetak gol terbanyak sementara Nguyen Tienh Linh akan berduet bersama Phan Van Duc.
Di kubu tuan rumah, Mano Polking pun mengadaptasi strategi yang hampir sama dengan Park Han-Seo dengan menggunakan 5-3-2.
Kampol Pathomakkakul kembali dipercaya mengisi penjaga gawang. Kritsada Kaman dan Pansa Vemhiboon masih menjadi pilihan utama di lini belakang.
Yang sangat mengejutkan, pelatih asal Brazil ini memasukkan nama Weerathep Pomphan sejajar dengan kedua bek tengah tersebut padahal Weerathep berposisi asli sebagai gelandang. Di wingback kiri dan kanan masih diisi Sasalak Hanprakhon dan Suphanan Bureerat.
Sang kapten Theerathon Bunmattan menjadi jenderal di lini tengah didampingi Sarach Yooyen dan Peeradol Chamratsamee. Tanpa pencetak gol terbanyak sepanjang sejarah AFF, Teerasil Dangda didepan, Mano Polking memercayakan nya kepada Adisak Kraisorn dan Poramet Adjeviral.
Park Han-Seo benar benar membuktikan perkataanya. Vietnam langsung memulai babak pertama dengan mengambil inisiatif menyerang. Beberapa kali kerjasama Nguyen Hoang Duc dan Nguyen Tienh Linh berhasil membahayakan gawang Kampol Pathomakkakul.
Meredam usaha Vietnam, Thailand mencoba memperlambat tempo permainan dengan sesekali melakukan umpan terobosan kepada Adisak Kraisorn. Keudua tim sama-sama menemukan jalan buntu dikarenakan sama-sama rapatnya pertahanan kedua tim.
Cairnya permainan Thailand membuat mereka dapat lebih sedikit lama menguasai permainan. Hasilnya pada menit ke-24. Umpan terobosan yang berhasil dikuasai Peerado diberikan lagi ke belakang. Bola lalu diberikan kepada Theerathon Bunmattan yang tiba-tiba sudah berada di luar kotak penalti.
Dengan sekali kontrol, ia pun langsung melakukan tendangan keraas yang gagal diantisipasi kiper Dang Van Lam. Skor pun berubah 1-0. Skor ini terus bertahan hingga wasit meniup peluit tanda berakhirnya pertandingan babak pertama.
Di babak kedua, Park Han Seo pun melakukan beberapa pergantian pemain untuk berusaha menambah daya gedor timnya. Karena kini Vietnam harus bisa mencetak miniimal dua gol untuk membuka asa menjadi juara AFF.
Nama Nguyen Van Toan dan Phan Tuan Hai dimasukkan. Melihat Vietnam yang semakin gencar melakukan serangan di babak kedua ini. Pelatih Thailand, Mano Polking merasa tidak akan aman jika hanya mempertahankan skor dengan bermain bertahan. Maka dari itu, ia melakukan kontra strategi dengan memasukan pemain bertipikal menyerang, Bordin Phala dan Ekanit Panya.
Namun, tak ada gol lagi yang tercipta sekalipun Thailand harus bermain dengan sepuluh pemain pada menit akhir pertandingan karena Peeradol mendapatkan kartu kuning kedua setelah mengganjal keras seorang pemain Vietnam. Skor pun tidak berubah tetap 1-0 hingga peluit akhir dibunyikan.
Dengan hasil ini, Thailand berhasil mematahkan keraguan dengan tetap mnyimpan trofi Piala AFF di negeri Gajah Perang. Kemenangan Thailand semakin lengkap tatkala pemainnya Teerasil Dangda berhasil menyabet gelar pencetak gol terbanyak dalam turnamen bersama dengan penyerang Vietnam Nguyen Tienh Linh yang sama-sama berhasil mencetak 6 gol.
Artikel Terkait
Indonesia Gagal 'Maning' Melaju ke Final Piala AFF, Masih Percaya ke Shin Tae-yong atau Ganti Saja?
Shin Tae-yong Minta Maaf Tak Bisa Bawa Indonesia ke Final Piala AFF 2022
Final Ideal, Thailand Hadapi Vietnam di Piala AFF 2022
Benarkah Timnas Indonesia Dibubarkan Usai Ditaklukan Vietnam dalam Piala AFF 2022? Ini Kata Iwan Bule