Ideologi di Balik Sepak Bola

- Selasa, 17 Januari 2023 | 10:54 WIB
Piala Dunia 2022 Qatar. (Logo piala dunia Qatar (FIFA))
Piala Dunia 2022 Qatar. (Logo piala dunia Qatar (FIFA))

Oleh Encep Dulwahab*

DALAM sebuah even, produk dan tayangan tidak akan terlepas dari ideologi. Ideologi pembuat yang ingin disebarkan pada khalayak. Ideologi tersebut akan masuk secara perlahan ke memori, dan mampu menggerakkan sesuai dengan kehendak pembuat ideologinya. Sebagaimana dikatakan Northey et al (2020) bahwa ideologi memberikan pengaruh besar pada kognisi, emosi, motivasi.

Sebagaimana dalam sepak bola di balik olah raga paling digemari memiliki ideologi di balik penyelenggaraannya. Sepak bola lokal maupun sepak bola di beberapa negara maju, atau sepak bola yang beberapa bulan lalu selesai digelar di Qatar, memiliki banyak pesan ideologi yang telah mengubah kognisi, emosi, dan motivasi orang-orang yang terlibat langsung maupun tidak langsung.

World Cup 2022 di Qatar disebut World Cup termewah sejak penyelenggaraan World Cup pertama kali tahun 1930. Qatar yang menjadi tuan rumah World Cup ke-21 mengeluarkan biaya lebih dari US$ 200 miliar untuk membangun sarana dan prasana transportasi, fasilitas umum, akomodasi, dan stadion-stadion megah. Jumlah yang lebih besar dari pada World Cup Rusia tahun 2018.

Kerja keras dan modal fantastis yang dikeluarkan Qatar tidak sia-sia, Qatar berhasil menampilkan wajah Islam di Timur Tengah yang selama ini senantiasa dinilai negatif oleh negara-negara Barat. Mulai dari kemegahan Masjid Biru di Katara Cultural Village, Doha, suara azan, tari tarian dan pakaian khas Qatar yang mampu menghipnotis para pengunjung yang nota bene non muslim. Kemudian banyak di antara mereka mendapat hidayah dan menyatakan diri menjadi mualaf.

Baca Juga: Ferdy Sambo Dihukum Mati, Seumur Hidup atau Hukuman Ringan?

Qatar juga dengan berani dan tegas melawan kampanye LGBT, pesta miras, seks bebas atau cinta satu malam sebagaimana hal yang lumrah dilakukan negara-negara yang menganut kebebasan dalam berekspresi. Kebijakan ini, meskipun mendapat pertentangan, tidak sedikit negara yang puas dengan kebijakannya. Efeknya membuat para suporter merasa nyaman, dan penyelenggaraan World Cup berlangsung damai tanpa ada keributan antar suporter.

Di Qatar para suporter bola mendapatkan pengalaman spiritual, yang berbeda dari beberapa penyeleggaraan World Cup sebelumnya. Di stadion-stadion Qatar, hati para penonton dari berbagai negara ditenangkan lantunan musik dan lagu Arab I, atau alunan ayat-ayat suci Al-Quran.

Qatar telah mematahkan keraguan banyak orang. Qatar yang merupakan otokrasi mungil di Timur Tengah, populasinya hanya tiga juta orang, tidak ada budaya sepak bola yang kuat, tim nasional Qatar pun belum pernah bermain di level turnamin kasta tertinggi, yaitu pentas World Cup.

Qatar negara beriklim gurun, dan berada pada posisi ke-9  dari 10 sebagai negara terpanas di dunia yang bisa menyiksa para pemain yang biasa bermain di daerah dingin.

Menurut Prof. Khaled bahwa panggung World Cup yang dikuratori Qatar, merupakan ajang pembuktian umat muslim, dengan percaya diri berdiri tegak di antara negara-negara adikuasa lainnya, dan dengan penuh kebanggaan bisa memperlihatkan pada dunia mengenai identitas dirinya.

Qatar perwakilan negara-negara muslim, yang telah berhasil melawan narasi negatif tentang Islam. Qatar yang memiliki ideologi Islam, melalui media sepakbola memasukkan ideologinya yang diterima dengan tulus, ikhlas, dan tanpa ada paksaan.

Baca Juga: Prediksi Skor Bursa Taruhan Wolves vs Liverpool di FA Cup, Lengkap Link Live Streaming: Harapan The Reds!

Semoga saja perhelatan-perhelatan olah raga lainnya, bisa saling berbagi dan terjadi pembelajaran antar ideologi, sehingga muncul saling memahami dan saling menghargai. Dengan demikian akan terjadi toleransi dan kedamaian.

Halaman:

Editor: Dudung Ridwan

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Respek dalam Berkomunikasi

Jumat, 24 Maret 2023 | 11:11 WIB

Ciledug Mengabadikan Sejarah Pembuatan Jalan Raya

Jumat, 24 Maret 2023 | 05:57 WIB

Menebar Dharma Agama dan Negara

Rabu, 22 Maret 2023 | 13:43 WIB

Pemborong Bangunan Tan Haij Long

Rabu, 22 Maret 2023 | 11:20 WIB

Rumitnya Nama Anak-Anak Zaman Sekarang

Selasa, 21 Maret 2023 | 12:40 WIB

Bahagia Menyambut Bulan Ramadhan

Selasa, 21 Maret 2023 | 12:00 WIB

Media Sosial dan Identitas Diri

Senin, 20 Maret 2023 | 09:24 WIB

Situ Lembang Danau Kaldera Gunung Sunda

Jumat, 17 Maret 2023 | 13:50 WIB

Bahagiakan Dirimu dengan Membahagiakan Orang Lain

Kamis, 16 Maret 2023 | 14:55 WIB

Demi Sebuah Konten, Agama pun Digadaikan

Senin, 13 Maret 2023 | 15:32 WIB
X