“Sosok suami yang luar biasa sayang dan sangat memperhatikan keluarga, apalagi terhadap perkembangan anak. Sosok guru yang ideal dalam membina relawan. Sukses membina dari yang ngga pede sampai akhirnya berani tampil,”ucap Bunda Ana.
Lain halnya dengan Seto Mulyadi, Psikolog dan Pemerhati Anak. Baginya, meski dengan sejuta kelebihan, tetap saja ada kekurangan yang harus dijadikan pelajaran penting bagi Awam.
Sosok yang lebih akrab disapa Kak Seto ini sering satu panggung dengan Awam pada acara anak-anak. Awam pun mulai menggeluti dongeng karena pernah melihat dirinya mendongeng.
“Jurusnya cukup jitu. Menjadikan tontonan sebagai tuntunan. Namun, saran saya, cerita yang disampaikan harus variatif. Nanti, anak-anak akan cepat bosan kalau cerita yang disajikan itu-itu lagi. Dongeng yang monoton merupakan kekurangan kak Awam yang perlu diperbaiki,” jelasnya.
Apa pun kekurangannya, yang pasti Awam sudah dianggap sukses untuk mengedukasi anak-anak lewat dongengnya. Sosoknya akan melekat di hati anak-anak Indonesia. Perjalanan kak Awam tak berhenti sampai disini. Kak Awam masih terus mendongeng dan membangun Kampung Dongeng dari Sabang sampai Merauke.
Perlahan tapi pasti, target 1.000 Kampung Dongeng yang selalu menjadi angan-angan terbesarnya terus diupayakan untuk tercapai. Hatinya yang selalu bersandar ke berbagai pengungsian kini telah berlabuh di perkampungan yang begitu dicintainya, Kampung Dongeng.
Nurul Amanah
Mahasiswa Jurnalistik Fikom Unpad