Kisah Awam Prakoso, dari Pengungsian ke Perkampungan

- Minggu, 23 Desember 2018 | 07:59 WIB
Awam Prakoso
Awam Prakoso

Pernah dengar nama Awam Prakoso? Sosoknya begitu hangat. Pembawaannya ceria, ramah dan bersemangat, khas sosok yang dekat dengan anak-anak. Lelaki kelahiran Blora, Jawa Tengah pada 18 Mei 1973 ini dikenal sebagai sosok yang dekat dengan anak-anak.

Cara ia “mendekati” anak-anak pun cukup  sederhana, dengan mendongeng. Ia percaya bahwa dongeng efekif untuk anak sebagai bentuk komunikasi persuasif.

Jadi, mendongeng pun harus berhati-hati karena apa yang ada pada dongeng akan ditiru oleh anak. Mendongeng dengan mengandung nilai moral yang baik menjadi tantangan tersendiri bagi Awam.

Awam, begitu ia akrab disapa mengawali perjalanannya sebagai pendogeng dari barak-barak pengungsian pasca bencana alam, sejak 1999. Mungkin sebagian orang bertanya-tanya, mengapa pasca terjadinya bencana, Awam lebih memilih mendongeng?

Di tengah kesedihan yang merundung anak-anak pasca bencana, Awam memilih mengembalikan keceriaan anak-anak melalui dongeng.

Berawal dari pengalamannya menjadi relawan dongeng di pengungsian bersama relawan anak lainnya, Awam mendirikan Kampung Dongeng, sebuah tempat yang ia dedikasikan untuk anak-anak pada 2009.

Alih-alih hanya membuat tempat untuk mendongeng, Awam lebih memilih untuk menjadikannya tempat ramah anak yang tak hanya digunakan untuk mendongeng, namun bisa memfasilitasi anak-anak berkreasi, seperti bermain permainan tradisional, melukis, dan sebagainya. Lalu, mengapa namanya Kampung Dongeng?

 “Ya, karena saya pendongeng. Tempat itu kan terletak di Kampung Sawah, karena saya pendongeng saya buat namanya jadi Kampung Dongeng,” jelasnya dengan sumringah belum lama ini.

Kini, Kampung Dongeng tak hanya di Kampung Sawah, sudah tersebar di 23 provinsi dan 80 kota/kabupaten. Tentu Awam tak sendirian mengelola Kampung Dongeng. Ada sekitar 1600 relawan. Meski jumlah Kampung Dongeng cukup banyak, sayangnya masih jauh dari target yang Awam cita-citakan, sampai 1.000 Kampung Dongeng.

Hubungan Awam dengan para relawan pun cukup dekat. Awam mampu berbaur bersama para relawan dengan baik. Bagi relawan, kak Awam adalah keluarga, begitu pun sebaliknya.

“Kak Awam adalah sosok guru yang baik hati dan mampu berbaur dengan para relawan. Saya pun tertarik menjadi relawan karena sosoknya yang welcome,” ujar Agung Ahmad, salah satu relawan Kampung Dongeng.

Terik matahari siang itu tak menyurutkan niat Awam untuk menceritakan segala tentang dirinya dan Kampung Dongeng kebanggaannya. Ia pun sedikit menceritakan penghargaan yang pernah ia raih sebagai buah dari ketulusannya mendongeng untuk anak-anak Indonesia. 

Salah satunya ia pernah mendapat penghargaan Museum Rekor Indonesia (MURI) atas dedikasinya mendongeng non stop terlama selama 8 jam yang dipersembahkan sebagai pembuka dilaksanakannya kegiatan Jambore Dongeng Anak Nusantara 2013 yang diikuti sebanyak 270 peserta dari berbagai daerah di Indonesia sekaligus hadiah Ulang Tahun Kampung Dongeng ke-4, 18 Mei 2013.

Dalam rekor ini Awam mendongeng selama lebih dari 8 jam secara terus menerus tanpa henti, dengan naskah sebanyak 18 cerita.

Halaman:

Editor: Adi Ginanjar Maulana

Tags

Terkini

Matinya Empati di Media Sosial

Senin, 20 Maret 2023 | 09:24 WIB

Situ Lembang Danau Kaldera Gunung Sunda

Jumat, 17 Maret 2023 | 13:50 WIB

Bahagiakan Dirimu dengan Membahagiakan Orang Lain

Kamis, 16 Maret 2023 | 14:55 WIB

Demi Sebuah Konten, Agama pun Digadaikan

Senin, 13 Maret 2023 | 15:32 WIB

Dalam Berumah Tangga, Hati-Hati Tipu Daya 'Dasim'

Minggu, 12 Maret 2023 | 12:30 WIB

Oeij Boen Hoen: Letnan Tionghoa Pertama Bandung

Jumat, 10 Maret 2023 | 10:05 WIB
X