Pertempuran 3 Desember 1945 di Gedung Sate, Bandung (Hari Bakti PU)

- Senin, 12 Desember 2022 | 11:15 WIB
Menghitung Biaya Pembangunan Gedung Sate dengan Mesin Waktu. (Mildan Abdalloh, www.ayobandung.com)
Menghitung Biaya Pembangunan Gedung Sate dengan Mesin Waktu. (Mildan Abdalloh, www.ayobandung.com)

Oleh Andika Yudhistira Pratama*

SEKALIPUN Proklamasi Kemerdekaan Indonesia sudah berdengung sejak 17 Agustus 1945, Sekutu masuk ke Indonesia berdasarkan perjanjian Postdam. Kedatangan Sekutu di Indonesia dimanfaatkan oleh Belanda dengan nama NICA di bawah pimpinan Van Mook yang masih menyimpan ambisi besar untuk menguasai kembali Indonesia.

Pada 24 September 1945 sekutu berhasil tiba di Indonesia. Setelahnya pertempuran-pertempuran di berbagai wilayah tidak terhindarkan. Salah satu wilayah tersebut adalah Bandung, di mana pertempuran yang paling dikenal adalah Bandung Lautan Api, namun sebelum itu terjadi ada beberapa pertempuran yang mendahului, salah satunya pertempuran di Gedung Sate pada 3 Desember 1945.

Riwayat Singkat Gedung Sate

Gedung Sate menjadi salah satu bangunan ikonik di Kota Bandung, selain gaya arsitektur Indo-Eropa, kini Gedung Sate merupakan Kantor dari Gubernur Provinsi Jawa Barat. Dibangun pada tahun 1920 sebagai bagian dari rencana pemindahan ibukota kolonial Hindia-Belanda dari Jakarta ke Bandung tidak mengherankan bila Gedung ini dibangun di atas lahan yang cukup luas sekitar 2,7 hektar dimana peletakan batu pertamanya dilakukan pada tahun 1920 dengan perancang arsiteknya Ir. Gerber.

Baca Juga: Jin BTS Kapan Wamil? Potret Rambut Cepak Terbaru dan Rilis HYBE Music di Sini!

Mengutip Her Suganda Wisata Parijs van Java: Sejarah, Peradaban, Seni, Kuliner, dan Belanja (2011, hlm. 5)

“....dikerjakan selama empat tahun. Peletakan batu pertama dilakukan tanggal 27 Juli 1920 oleh dua orang gadis masing-masing Johana Chaterine Coops, putri sulung Burgemeester Gemeente (wali kota) Bandung B. Coops (1917-1928) dan Pertonella Roelofsen yang mewakili Gubernur Jenderal. Pembangunan dikerjakan selama empat tahun dengan melibatkan 2.000 pekerja.”

Awalnya gedung ini dipersiapkan sebagai Kantor Departement Verker en Gemeentewerken dan sayap kirinya dijadikan gedung Hoofdbureau Post Telegraf en Telefoon, sehingga dinamakan gedung Gouverment Bedrijven (GB) atau Gedung Gede juga ukiran-ukiran dalam gedung ini dikerjakan oleh pekerja ahli ukir dari Tionghoa.

Namun, Lanjut Her Suganda, Masyarakat lebih mengenal Gedung ini dengan nama Gedung Sate, nama tersebut diilhami dari puncak bangunan gedung yang terdapat hiasan seperti tusuk sate.

Masuknya Sekutu ke Bandung

12 Oktober 1945 Sekutu tiba di Bandung hingga 21 November 1945, sekutu mengeluarkan ultimatum agar kota Bandung bagian utara dikosongkan oleh Indonesia paling lambat hingga tanggal 29 November 1945 di bawah pimpinan Kolonel MacDonald.

Baca Juga: 4 Bansos Ini Resmi Dihapus Pemerintah Tahun Depan, Jangan Khawatir! Ini Penggantinya

Mengutip dari Siliwangi dari masa ke masa edisi-2 (1979, hlm. 45):

“Setelah batas waktu ultimatum yang dikeluarkan oleh pihak Inggris habis waktunya, maka pada tanggal 29 Nopember 1945 pukul 12.00 secara resmi kota Bandung sudah dianggap telah terbelah dua dengan batasnya rel kereta api yang membujur dari barat ke timur. Utara menjadi wilayah dari Sekutu dan rakyat dipersilakan menuju wilayah selatan Bandung."

TKR dan Rakyat khususnya Pemuda tidak terima atas Ultimatum sekutu tersebut, berbekal senjata hasil rampasan dari Jepang, para pemuda mengobarkan perlawanan atas ultimatum Sekutu tersebut, hingga situasi Bandung menjadi tegang dan aksi saling tembak tidak terhindarkan diawali dengan pertempuran Bandung Utara hingga puncaknya terjadinya pembakaran kota Bandung yang dikenal dengan peristiwa Bandung Lautan Api pada 23 Maret 1946.

Halaman:

Editor: Dudung Ridwan

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Upaya Perbaikan Data Pertanian

Sabtu, 27 Mei 2023 | 16:15 WIB

Daging Lab, Apakah Aman Dikonsumsi?

Rabu, 24 Mei 2023 | 11:05 WIB

Adanya UU ITE: Membantu atau Mengancam?

Selasa, 23 Mei 2023 | 08:50 WIB

Nikmatnya Berbagi dan Silaturahmi

Senin, 22 Mei 2023 | 15:38 WIB

Tetap Membumi, Menuju Langit

Senin, 22 Mei 2023 | 13:09 WIB

Opium di Bandung Tahun 1883-1941

Senin, 22 Mei 2023 | 08:12 WIB

Persiapan Geowisata Minat Khusus

Senin, 22 Mei 2023 | 07:04 WIB
X