Meneroka Jejak Sejarah Kuliner Indonesia

- Jumat, 11 November 2022 | 09:54 WIB
Riwayat Kuliner Indonesia: Asal-usul, Tokoh, Inspirasi, dan Filosofi. (terbit tahun 2022 oleh CV. Hanum Publisher) karya Badiatul Muchlisin . (Laela NS)
Riwayat Kuliner Indonesia: Asal-usul, Tokoh, Inspirasi, dan Filosofi. (terbit tahun 2022 oleh CV. Hanum Publisher) karya Badiatul Muchlisin . (Laela NS)

Oleh Laela NS

HARUS DIAKUI, Indonesia memiliki khazanah kuliner yang sangat kaya dan beragam. Setiap daerah, dari Sabang sampai Merauke, memiliki kekayaan kuliner khasnya masing-masing, yang tercipta dari olah pangan lokal, juga berasal dari tradisi dan budaya yang berkembang di masyarakat setempat.

Seiring dengan kedatangan orang-orang Tionghoa, Eropa, Arab, India, dan lainnya ke Indonesia—dengan berbagai kepentingan, menimbulkan persinggungan budaya, termasuk budaya kuliner, yang makin memperkaya khazanah kuliner Indonesia.

Tak sedikit, bahkan sangat banyak, kuliner yang sekarang populer sebagai makanan khas Indonesia. Namun sejatinya, entitasnya berasal dari kuliner bangsa lain. Kuliner-kuliner itu tercipta setelah berakulturasi dengan tradisi kuliner lokal, seperti bakso, bakpia, bakmi, soto, sup, dan lain sebagainya.

Dalam konteks itu, buku berjudul Riwayat Kuliner Indonesia: Asal-usul, Tokoh, Inspirasi, dan Filosofi (terbit tahun 2022 oleh CV. Hanum Publisher) karya Badiatul Muchlisin Asti ini sangat menarik dan kontekstual untuk dibaca dan disimak karena di dalamnya mengupas jejak sejarah sejumlah kuliner ikonik Indonesia.

Baca Juga: Breaking News: Anggota KPU Kabupaten Bandung Siti Holisoh Meninggal Dunia

Ada 80 kuliner ikonik Indonesia yang dikupas di buku ini seperti rendang (Minang), pempek (Palembang), nasi kebuli (Betawi), seblak (Bandung), nasi lengko (Cirebon), gudeg (Jogjakarta), soto bangkong (Semarang), nasi pindang (Kudus), se’i (NTT), nasi krawu (Gresik), sate buntel (Solo), dan banyak lagi.

Setiap kuliner dibahas riwayatnya, terutama asal usulnya. Tidak hanya menjejaki “genealogi” (asal usul), namun juga mengulas tokoh atau sosok yang pertama kali meng-create—atau setidaknya memperkenalkan dan atau memelopori sebuah kuliner, sehingga dapat eksis dan bisa dinikmati masyarakat hingga saat ini.

Kuliner-kuliner itu telah terbukti “berhasil” melintasi zaman, diwariskan dari generasi ke generasi, hingga nama sang tokoh pun dikenang sebagai legenda di bidang kuliner.

Perjalanan seorang tokoh dalam memelopori sebuah kuliner seringkali menghadapi banyak halangan, pahit-getir, dan suka-duka, yang rangkaian kisah perjalanan itu sarat inspirasi yang bisa menjadi sumber keteladanan bagi pembaca. Misanya terkait dengan kerja keras, ketekunan, kegigihan, semangat pantang menyerah, dan lain sebagainya.

Baca Juga: Draft RKHUP Terbaru: Menghina Polri dan DPR Terancam Hukuman Penjara 1,5 Tahun

Sebagai contoh, buku ini mengulas tentang riwayat soto bangkong—salah satu soto populer dan legendaris di kota Semarang. Soto ini dirintis oleh Haji Soleh Soekarno sejak tahun 1950. Soleh Soekarno sendiri berasal dari keluarga miskin di Sukoharjo.

Ia merantau ke Semarang merintis soto yang kelak populer dengan nama Soto Bangkong tahun 1949. Sebelumnya sempat bergonta-ganti pekerjaan sebagai pedagang keliling, seperti berjualan bolang-baling, berjualan es, berjualan tempe, berjualan gaplek, bahkan berjualan soto seperti ayahnya.

Namun rupanya “nasib baik” belum berpihak kepadanya. Bahkan ia sempat mengalami kondisi terpuruk, kondisi keluarganya sakit-sakitan, dengan kehidupan ekonomi tidak menentu. Namun, ia tetap sabar dan optimis.

Tahun 1950, atas sebuah “bisikan”, ia merantau ke Semarang dengan berjalan kaki, lalu ikut bekerja di warung soto milik kenalan ayahnya.

Halaman:

Editor: Dudung Ridwan

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Matinya Empati di Media Sosial

Senin, 20 Maret 2023 | 09:24 WIB

Situ Lembang Danau Kaldera Gunung Sunda

Jumat, 17 Maret 2023 | 13:50 WIB

Bahagiakan Dirimu dengan Membahagiakan Orang Lain

Kamis, 16 Maret 2023 | 14:55 WIB

Demi Sebuah Konten, Agama pun Digadaikan

Senin, 13 Maret 2023 | 15:32 WIB

Dalam Berumah Tangga, Hati-Hati Tipu Daya 'Dasim'

Minggu, 12 Maret 2023 | 12:30 WIB

Oeij Boen Hoen: Letnan Tionghoa Pertama Bandung

Jumat, 10 Maret 2023 | 10:05 WIB
X