Di balik tampilannya yang oleh kebanyakan orang dinilai unyu-unyu dan menggemaskan, kucing rumahan (Felis catus) justru menjadi ancaman serius bagi keanekaragaman hayati.
Upaya mitigasi perlu dilakukan agar tidak semakin banyak spesies hewan yang menjadi korban pemangsaan kucing.
Selain anjing, kucing menjadi hewan yang paling banyak dipelihara di kalangan rumahtangga di seluruh dunia. Dewasa ini, ditaksir ada sekitar 200 juta hingga 600 juta kucing di seluruh dunia. Jumlah tersebut mencakup kucing-kucing rumahan maupun kucing-kucing liar.
Amerika Serikat menjadi negara dengan jumlah kucing paling banyak, yakni sekitar 75 juta kucing. Disusul oleh Tiongkok, sekitar 53 juta kucing, dan Russia, sekitar 18 juta kucing.
Baca Juga: Apakah Makanan yang Dicium Kucing Menjadi Haram? Begini Penjelasan Buya Yahya
Sejarah mencatat kucing rumahan yang kita kenal sekarang ini berasal-usul dari kucing liar (Felis silvestris) yang didomestikasi pertama kali di wilayah Timur Dekat (kemungkinan sekarang masuk wilayah Mesir), pada 10.000 tahun yang lalu. Sejak itu, kucing-kucing mulai menyebar ke berbagai penjuru dunia.
Sekarang ini, kucing rumahan bisa ditemukan di semua benua, terkecuali Antartika. Sebagai binatang peliharaan, kucing sangat adaptif dalam hal makanan, habitat, dan iklim. Selain itu, kucing termasuk hewan produktif dalam soal reproduksi. Jika tidak disterilisasi atau juga disuntik hormon pengendali reproduksi, seekor kucing betina mampu melahirkan sekitar 12 anak kucing setiap tahunnya.
Meski telah menjadi hewan rumahan, karakter berburu kucing sama sekali tidak lenyap. Ia masih menjadi hewan pemangsa yang terbilang agresif. Para pemilik kucing rata-rata pernah menyaksikan kucing peliharaannya membawa hewan hasil buruannya, baik dalam keadaan hidup maupun sudah mati, ke rumah mereka -- entah itu kadal, kupu-kupu, capung, katak, burung, belalang, bunglon, bahkan ular.
Kebanyakan pemilik kucing menganggap hewan-hewan hasil buruan kucing peliharaan mereka yang dibawa ke rumah sebagai “kado” ungkapan terima kasih atau juga ungkapan sayang dari sang kucing kepada majikannya.
Ancaman serius

Dengan karakter berburunya yang masih tetap agresif, kucing justru menjadi ancaman serius bagi spesies-spesies lainnya, sehingga dikhawatirkan dapat merusak keanekaragaman hayati.
Artikel Terkait
6 Pemenang Tulisan Terpopuler Netizen Ayobandung.com Agustus 2022: Total Hadiah Rp1,5 Juta!
Wacana Sorgum sebagai Alternatif Pengganti Gandum
Galang Rambu Anarki, BBM, dan Regsosek
Cinambo Semula Berupa Dasar Sungai
Raja Surakarta Kunjungi Hotel Isola
KurMer dalam Falsafah Jawa: Mamayu Hayuning Bawana
Perihal RUU Sisdiknas dan Kesejahteraan Guru
Pelangi Ratu Elizabeth II dalam Paririmbon Sunda
Kompi Artileri ke-19 di Nagreg sejak 1905
Menumbuhkan Budaya Positif melalui Ekskul Jurnalistik dan Sastra