Rumah makan yang menawarkan makanan-makanan khas sunda dalam menunya, memiliki banyak hidangan utama, mulai dari ikan bakar, ikan goreng, pepes ikan, pepes ayam dan banyak lagi macamnya.
Namun, apapun hidangan utamanya, pasti ada hidangan yang selalu hadir bersamanya, yaitu lalapan atau dalam bahasa sunda disebut lalab.
Lalapan seolah menjadi hidangan yang wajib ada di meja makan masyarakat sunda maupun rumah makan sunda. Berdasarkan suatu penelitian yang dilakukan oleh Fadly Rahman, seorang dosen di Universitas Padjadjaran, kebiasan mengkonsumsi lalapan oleh masyarakat sunda diperkirakan sudah terjadi sejak abad ke-10.
Masyarakat sunda percaya bahwa banyak mengkonsumsi lalapan dapat berkhasiat untuk menghaluskan kulit dan menjaga kesehatan kulit. Dan kepercayaan ini divalidasi oleh ilmu pengetahuan modern yang mengatakan bahwa beberapa jenis lalapan memang memiliki kandungan betakaroten yang baik untuk kesehatan kulit.
Biasanya jenis lalapan yang sering ada di rumah makan sunda adalah kol, surawung (kemangi), saladah bokor (selada bokor), kacang panjang, timun dan sebagainya.
Namun apakah anda tahu bahwa tidak semua jenis lalap dapat dengan mudah ditemui di restoran-restoran sunda?
Baca Juga: Societeit Soekasari di Cicalengka antara Tahun 1891 hingga 1941
Faktanya, dalam buku Lalab dalam Budaya dan Kehidupan Masyarakat Sunda dikatakan bahwa terdapat sekitar banyak ragam jenis tanaman yang biasa dijadikan lalapan oleh masyarakat sunda, terdiri dari 20 jenis buah-buahan muda, 18 jenis bunga, dan 59 jenis pucuk atau daun muda serta belasan biji-bijian. Bahkan Riadi Darwis mengatakan ada lebih dari 600 jenis lalapan yang mungkin juga biasa dikonsumsi oleh masyarakat sunda.
Pada tulisan ini akan dijelaskan beberapa jenis tanaman dari daun, buah dan umbi umbian yang dapat dijadikan lalapan, sebagai pilihan untuk anda yang bosan dengan lalapan yang itu-itu saja.
Lalapan Dari Daun
Daun adalah jenis lalapan yang paling umum dan banyak ragamnya, baik yang dapat dikonsumsi secara mentah maupun yang perlu diolah dulu.
Daun pertama yang biasa dikonsumsi adalah daun singkong dan daun pepaya. Keduanya masih sangat mudah ditemui hingga saat ini. Daun singkon dan daun pepaya yang dapat dikonsumsi menjadi lalap adalah pada bagian pucuk atau daun mudanya. Keduanya perlu direbus dulu sebelum dikonsumsi.
Daun selanjutnya yang dapat dikonsumsi sebagai lalap adalah daun mangga. Pada bagian pohon mangga terdapat pucuk daun yang berwarna lebih terang merah kecoklatan dan ini bisa dijadikan lalap. Teksturnya lembut dan rasanya tawar tapi agak kesat di lidah.
Baca Juga: Fenomena Sosial Citayam Fashion Week: Dari Harajuku, Gangnam, hingga La Sape
Artikel Terkait
Asa di Fenomena Citayam Fashion Week SCBD
Mengkaitkan Presidensi G-20 dengan KTT Asia Afrika
Peresmian Jalur Kereta Api Cicalengka-Garut pada 14 Agustus 1889
Nama Kampung yang Keliru Ditulis: Kampung Sentakdulang, Tembongkanjut, dan Kampung Sampireun
Berpotensi Menimbulkan Ketegangan, Mungkinkah Pelosi Melawat ke Taiwan?
Curug Pelangi, Seindah Namanya
Berawal dari Jalan Kaki hingga Berjumpa dengan Rujak Cihanjuang
Kekeliruan Penulisan Nama Geografi yang Diwariskan
Fenomena Sosial Citayam Fashion Week: Dari Harajuku, Gangnam, hingga La Sape
Societeit Soekasari di Cicalengka antara Tahun 1891 hingga 1941