Katanya, lokasi tempat Societeit Soekasari berada dikenal oleh warga Cicalengka sebagai Kampung Susitet.
Bagaimana pergaulan orang-orang Eropa zaman dulu di Cicalengka? Apakah ada klub khusus yang menghimpun orang-orang Belanda saat itu? Adakah gedung khusus tempat mereka bertemu, mendengarkan musik, menonton tunil atau teater, seperti halnya Societeit Concordia dan Ons Genoegen di Kota Bandung?
Saya menemukan jawabannya pada sebuah nama perhimpunan dan gedung yang disebut sebagai Societeit Soekasari atau kadang-kadang ditulis Soekasarie. Saya sempat bertanya-tanya di mana lokasi persis gedung tempat kongkow-kongkow orang-orang Eropa yang pada zaman Belanda bermukim di Cicalengka.
Beruntung saya mendapatkan titik terangnya dari salah seorang guru saya sewaktu sekolah menengah, Drs. Agus Rama Krishna (22 Juli 2022). Pada gilirannya, ia mendapatkan informasinya dari para sesepuh Cicalengka.
Katanya, lokasi tempat Societeit Soekasari berada dikenal oleh warga Cicalengka sebagai Kampung Susitet. Sementara gedungnya sendiri dikenal sebagai Gedung Ballroom, yang saat ini dikontrak oleh Dokter Gofar. Tepatnya posisi gedung yang angka titimangsa “Anno 1920” itu berada di Jalan Raya Barat Cicalengka, sebelah di sebelah timur kantor Desa Cicalengka Kulon.
Semula saya menduga gedung Societeit Soekasari adalah yang sekarang dikenal sebagai Gedung Pertemuan Rakyat Siliwangi atau Gedung Nasional (GDN), yang sama-sama berada di Jalan Raya Barat Cicalengka, di seberang Gang Andu, atau sedikit di timur gedung bertitimangsa “Anno 1920”.
Menurut salah satu sumber (busertransonline.wordpress.com, 29 Desember 2014), berdasarkan informasi yang diperoleh dari narasumber Samsi Holil (81 tahun pada 23 Desember 2014), GDN sempat dijadikan sebagai tempat melepas lelah para pejuang Indonesia pada tahun 1947. Di sana, antara lain, dikatakan, “Nama Gedung Pertemuan Rakyat Siliwangi menjadi berubah nama menjadi Gedung Nasional (GDN) padahal dulu bernama Sutet yang dibangun tahun 1964 ...”
Sementara menurut informasi yang dihimpun Abah Agus, GDN dibangun pada tahun 1965 sebagai inisiatif Batalyon 308 dan tokoh masyarakat dan pengusaha Cicalengka saat itu,
Berkekuatan Hukum sejak 1891

Dari penelusuran koran-koran lama, saya mendapatkan data bahwa Societeit Soekasari mulai terkabarkan sejak tahun 1891. Ini terutama saya dapatkan dari koran Java-bode dan De Locomotief edisi 4 Februari 1891.
Menurut kedua koran itu, Societeit Soekasari di Cicalengka memperoleh kedudukan hukum setelah terbitnya keputusan pemerintah tanggal 29 Januari 1891 (“Bij Gouvernemeuts-besluit van 29 Januari 1891 is rechtspersoonlijkheid verleend aan de sociëteit Soekasari te Tjitjalengka”).
Berita paling lama tentang aktivitas perhimpunan itu saya simak dari De Preanger-bode edisi 13 Desember 1897. Di situ ada laporan dari warga Cicalengka tentang pesta peringatan Santa Nicholas atau Sinterklaas pada 5 Desember 1897. Di situ dikatakan santa suci itu berkunjung ke Cicalengka, hadir di tengah-tengah anak kecil, yang sebelumnya di sekolah dan rumah berlatih bernyanyi agar sang santa terkejut.
Semua anak yang menyambutnya berjumlah 70 orang. Panitia pesta yang berbaik hati membelikan kado, sementara pihak Societeit Soekasari menyediakan makanan dan minuman.
Artikel Terkait
Musim Kondangan dan Fenomena Amplop Digital
Asa di Fenomena Citayam Fashion Week SCBD
Mengkaitkan Presidensi G-20 dengan KTT Asia Afrika
Peresmian Jalur Kereta Api Cicalengka-Garut pada 14 Agustus 1889
Nama Kampung yang Keliru Ditulis: Kampung Sentakdulang, Tembongkanjut, dan Kampung Sampireun
Berpotensi Menimbulkan Ketegangan, Mungkinkah Pelosi Melawat ke Taiwan?
Curug Pelangi, Seindah Namanya
Berawal dari Jalan Kaki hingga Berjumpa dengan Rujak Cihanjuang
Kekeliruan Penulisan Nama Geografi yang Diwariskan
Fenomena Sosial Citayam Fashion Week: Dari Harajuku, Gangnam, hingga La Sape