Inilah contoh tiga nama geografi yang karena kekeliruan dalam pengucapan atau dalam penafsiran, kemudian menjadi kesalahan umum.
Di Desa Mekarmanik, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, ada nama geografi Kampung Sentakdulang.
Dalam Kamus Basa Sunda karya R Satjadibrata (2005), sentak, nyentak, ngaluarkeun sora tarik, nandakeun ambek, mengeluarkan suara keras, menandakan marah. Sedangkan dulang, sarupa wadah tina kai, paranti ngarih jeung ngakeul, sejenis wadah dari kayu, digunakan untuk ngarih (beras yang sudah dicuci dikukus, setelah setengah matang, dimasukan ke dalam dulang, diberi air mendidih, diaduk-aduk, lalu dibiarkan beberapa saat. Bila sudah cukup, kemudian dikukus kembali sampai tanak), dan ngakeul (mengaduk-aduk nasi dengan pangarih, alat yang terbuat dari kayu, sambil dikipasi dengan hihid, kipas persegi empat yang dibuat dari anyaman bambu).
Dalam bahasa Sunda ada sentak sengor, saling membentak dengan suara keras. Tapi belum pernah membaca atau mendengar kata sentakdulang. Namun, dalam buku karya K Heyne (1927), yang kemudian diterjemahkan oleh Badan Litbang Kehutanan (1987) Tumbuhan Berguna Indonesia, terdapat nama tumbuhan Dulangsontak (Hycotyle javanica THUNB.).
Boleh jadi, nama geografi yang semula Dulangsontak ini oleh generasi berikutnya keliru dimaknai, atau menganggap keliru, kemudian disebutlah Sentakdulang, lalu ditulis menjadi Sentakdulang, sesuai dengan pengetahuan tokoh yang mengubah nama geografi tersebut. Kekeliruan itu berlanjut, bahkan dalam plang yang dibuat oleh Pemerintah Daerah di situs makom Eyang Sentakdulang atau Syekh Abdul Teger atau Nayadirga.
Menurut K Heyne, Dulangsontak (Hydrocotyle javanica THUNB.), disebut juga puseurbumi, terna yang menarik, kaya akan bentuk, panjangnya antara 10 cm - 50 cm, tersebar di seluruh Pulau Jawa di ketinggian antara 200 m dpl – 2.400 m dpl. Tumbuh di lapangan atau di tempat teduh dan lembab.
Dalam sumber lain, Hydrocotyle javanica THUNB., dikenal juga dengan nama mangkok, daun sontak, semanggi gunung, dan di Jawa namanya semanggen. Tumbuhan ini dikenal juga dengan nama Java pennywort, yang berdaun sederhana, bentuknya seperti hati yang melingkar, dengan ukuran 2,5 cm – 5,5 cm, dengan tepiannya memiliki gigi yang membulat. Bunganya berwarna putih kecil, mekar antara bulan Juni – Juli, memiliki lima kelopak putih kehijauan dan lima benang sari. Buahnya berbentuk bulat telur sebesar biji kacang kedele.
Baca Juga: Dua Nama Geografi yang Sering Keliru Dimaknai
Di dunia, dulangsontak tersebar di Andaman, Assam, Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Cina, Fiji, Hainan, India, Jepang, Korea, Malaysia, Myanmar, Nepal, Papua Nugini, Nicobar, Filipina, Solomon, Sri Lanka, Thailand, Tibet, Vietnam, Himalaya.
Artikel Terkait
Ngadu Bagong Saat Peresmian Stasiun Cicalengka Tahun 1884
Berutang Penting, Lebih Penting Melunasi
Ketika Dana Umat Disalahgunakan Pupuslah Sudah Kepercayaan
Guru Berbulu Monster Jahat
Prasmanan, Budaya dari Prancis yang Jadi Gaya Kuliner Khas Indonesia
Dua Nama Geografi yang Sering Keliru Dimaknai
Musim Kondangan dan Fenomena Amplop Digital
Asa di Fenomena Citayem Fashion Week SCBD
Mengkaitkan Presidensi G-20 dengan KTT Asia Afrika
Peresmian Jalur Kereta Api Cicalengka-Garut pada 14 Agustus 1889