Situasi bobroknya panitia penyelenggaraan ini, yang mengorbankan Bobotoh, tentu harus ditangkap oleh manajemen Persib untuk memperbaiki diri.
Ingar Bingar Pertandingan Persib vs Persebaya
Setelah 2 tahun lamanya, akhirnya atmosfer nyetadion itu kembali. Ingar bingar chant atau nyanyian-nyanyian sebagai bentuk dukungan terhadap tim kebanggaan kita Persib Bandung kembali bergemuruh di setiap sudut stadion Gelora Bandung Lautan Api.
Gairah itu kembali, gairah untuk dapat mendukung tim kebanggaan langsung dari stadion, tentu hal ini menjadi angin segar bagi industri persepakbolaan di Indonesia, apalagi sebelumnya kabar bahagia pun dari timnas kita yang lolos kualifikasi piala asia.
Haru biru kemenangan Persib atas Persebaya ini sungguh membuat hati senang, riang dan gembira. Epic comeback dilakukan Persib setelah sebelumnya tertinggal 1-0 akibat tendangan pinalti yang diberikan wasit untuk persebaya, berhasil dibayar tuntas oleh iqbonefo, kuipers dan tentu saja idola baru para Bobotoh Ciro Alves dengan selebrasi penuh emosinya, diiringi pijar-pijar flare yang memerah di sisi selatan stadion gelora bandung lautan api. Bobotoh bisa tidur nyenyak mala mini, pribahasa yang selalu diucapkan ketika Persib Menang.
GBLA Memakan Korban (Lagi)
Ternyata kebahagiaan itu tidak berlangsung lama, timeline medsos di malam sabtu, menjelang shubuh dipenuhi informasi berita duka atas meninggalnya sahabat – sahabat kita yaitu Alm Asep Ahmad Solihin dan alm Sofiana Yusuf.
Kedua korban tersebut meninggal karena terinjak-injak saat akan masuk pintu V stadion gelora bandung lautan api. Dalam 6 tahun belakangan stadion ini telah memakan korban nyawa. Hal ini terjadi pada pertandingan-pertandingan yang menarik animo Bobotoh, sebelumnya ada alm Rico dan Haringga yang menjadi korban saat pertandingan Persib vs Persija. Memang ada pepatah football is life but life is more than football. Ya, nyawa itu terlalu berharga jika harus melayang karena speak bola.
Apakah salah stadionnya? Tentu tidak, stadion itu benda mati. Kasus seperti ini bisa terjadi di stadion mana saja, bisa di Si Jalak Harupat, bisa di Siliwangi atau dimanapun pertandingan digelar, jika Bobotoh atau supporternya tidak tertib ketika menonton pertandingan.
Artikel Terkait
Karasak itu Nama Pohon dari Keluarga Ficus
Program Sekolah Penggerak untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan di Indonesia
Pecinan Cicalengka sejak 22 Januari 1872
Mencetak Generasi ‘Boseh’
Pembangunan Ibu Kota Baru dari Kacamata Teknik Sipil
Menunggu Kiprah Eksplosif Persib di Piala Presiden 2022
Haruskah Indonesia Bergabung dengan BRICS?
Wafatnya Eril Menggugah Insan Yang Berqalbu Bening
Cibacang dan Cilimus yang Abadi dalam Toponimi
Cicalengka dalam Jepretan Kamera Woodburry & Page Tahun 1879