Cicalengka dalam Jepretan Kamera Woodburry & Page Tahun 1879

- Minggu, 19 Juni 2022 | 16:23 WIB
Studio foto Woodbury di Batavia. (Sumber: KITLV 3476.)
Studio foto Woodbury di Batavia. (Sumber: KITLV 3476.)

Kata Aneke Groeneveld dan kawan-kawan (1989: 21), setelah tahun 1860, tahun ketika novel Max Havelaar karya Multatuli muncul di Belanda, minat terhadap Hindia Belanda kian tumbuh. Apalagi ketika kalangan liberal berkuasa pada 1862, wacana eksploitasi Pulau Jawa oleh kalangan swasata jadi meningkat sekaligus menumbuhkan kebutuhan besar akan pengetahuan mengenai Hindia berikut penduduknya. Nantinya ditambah dengan penghapusan Sistem Tanam Paksa pada 1870 yang mengizinkan kalangan swasta untuk berusaha di Hindia dan dampaknya menyebabkan mengalirnya orang Eropa ke negeri jajahan Belanda di Asia Tenggara ini.

Itu menjadi sebab-sebab munculnya potret-potret yang bekisar di sekitar alam dan antropologi Hindia Belanda antara 1860-1902. Orang pertama yang melakukannya adalah F.W. Junghuhn (1809-1864) yang antara 1860-1863 membuat sekitar 200 foto stereoscopic, terutama yang menggambarkan tanaman dan formasi batuan. Selain Junghuhn ada K. Feilberg dari Singapura yang membuat laporan fotografis Sumatra tahun 1870. Masyarakat Geografi Belanda yang didirikan pada 1873 melakukan ekspedisi ke Sumatra dan membawa fotografer David Daniel Veth (1850-1885) pada tahun 1877. Pada tahun 1884, Kassian Cephas (1844-1912) diberi tugas oleh dokter Isaac Groneman untuk membuat foto antropologis di sekitar Istana Yogyakarta.

Juru Potret Keliling

Albert dan Henry James Woodbury di Batavia.
Albert dan Henry James Woodbury di Batavia. (Sumber: KITLV 31928.)

Itu sebagian dari sejarah perkembangan fotografi di Hindia Belanda. Namun, ada satu sisi lainnya ihwal kehadiran fotografi yang dapat menerangkan pendirian Woodbury & Page di Hindia Belanda. Itulah yang disebut oleh Steven Wachlin (1994: 11) sebagai “travelling photographer” (juru potret keliling) dan “itinerant photographers” serta “itinerant European artists and photographers” oleh Matthew Jon Cox dalam disertasinya, The Javanese self in portraiture from 1880-1955 (2015: 4, 56-57).

Studio foto Woodbury & Page didirikan oleh Walter Bentley Woodbury (1834-) dan James Page (1833-1865). Keduanya adalah orang Inggris yang bekerja di bidang fotografi di Australia dan mulai bermitra di Beechworth, Ovens (Victoria) dengan bermodalkan masing-masing 200 poundsterling (Wachlin, 1994: 10). Mereka mulai membuka studio foto Woodbury & Page di Weltevreden, Batavia, pada 5 Juni 1857. Studionya ada di rumah milik Nyonya Bain, seorang perempuan Skotlandia yang tinggal di Jawa, sekaligus tempat indekos Walter dan James. Pengumumannya antara lain dimuat dalam koran Java-bode edisi 3 Juni 1857.

Namun, kata Wachin (1994: 10-11), Walter Woodbury dan James Page bukanlah juru potret komersil pertama yang ada di Pulau Jawa, sebab pada awal tahun 1850-an, sudah ada juru potret keliling yang secara teratur berkunjung ke Nusantara. Di antaranya ada juru potret keliling C. Duben yang tiba di Batavia dari Singapura dan mengoperasikan galeri fotografi di Hotel der Nederlanden selama Mei-Juli 1857 dan sebelumnya pada 1854 dia sempat mengoperasikan daguerreotype awal di Batavia. Ada juga A.F. Lecouteux, yang juga juru potret keliling, yang kerap berkunjung ke Hindia Belanda sejak 1854.

Baca Juga: Wafatnya Eril Menggugah Insan Yang Berqalbu Bening

Sebagai juru potret keliling, Walter Woodbury dan James Page mulai melalukan lawatan pertamanya di luar Batavia adalah ke Bogor pada paruh kedua tahun 1857. Bahkan studionya di Batavia ditutup pada 15 Oktober 1857, karena akan melakukan ekspedisi ke Semarang. Di Semarang, Walter dan James membuka studio di Java Hotel pada 9 November 1857. Mereka juga berencana membuka studio di Yogyakarta pada 20 Desember 1857 dan Surakarta pada 20 Januari 1858.

Pada 1858, mereka sempat membuka studio di Surabaya, Pasuruan, Malang, dan akhirnya membuka studio di Rijswijk, Batavia, pada akhir Desember 1858. Pada 22 April 1859, Henry James Woodbury tiba di Batavia. Mereka berencana menutup studio di Batavia pada 15 Juli 1859 dan Walter pulang ke Inggris. Namun, pada paruh kedua 1859, Henry dan James nampaknya bepergian ke Padang, karena pada awal 1860 mereka dinyatakan baru kembali dari Sumatra.

Demikianlah mereka berpindah dari satu studio ke studio lain di daerah-daerah yang saling berjauhan. Demikian juga dengan tenaga yang mengoperasikan serta nama usahanya. Misalnya studio Photographisch Atelier van Walter Woodbury yang dibuka di Rijswijk, Batavia, pada 1862 dan kedatangan Albert Woodbury (lahir pada 27 Juni 1840) tiba di Batavia pada 15 Januari 1862. Per 1 Januari 1863, Het Photographisch Atelier van Walter Woodbury, di Rijswijk, disebut lagi sebagai Woodbury & Page.

Pengumuman mengenai datangnya operator Woodbury & Page ke Bandung pada 18 Januari 1879.
Pengumuman mengenai datangnya operator Woodbury & Page ke Bandung pada 18 Januari 1879. (Sumber: Java-bode, 28 Januari 1879.)

Pada 16 Agustus 1864, James Page and Henry Woodbury mengakhiri kemitraannya dan bisnis fotografinya diserahkan kepada C. Kruger. Pada 1866, muncul H.J. Woodbury & Co yang tidak berkaitan dengan Woodbury & Page. H.J. Woodbury & Co dibubarkan pada 1 Juli 1868 dan pelat-pelat fotonya digunakan oleh Woodbury & Page di Batavia.

Berbagai kepindahan dan pembukaan cabang-cabang baru oleh adik-adik Walter Woodbury dan orang lainnya, saya pikir, yang memungkinkan Woodbury & Page membuka salah satu cabangnya di Bandung pada tahun 1879. Pada 18 Januari 1879, seorang operator Woodbury & Page tiba di Bandung. Kemudian segera setelah terjadinya gempa bumi di Cianjur pada 28 Maret 1879, Woodbury & Page mengabadikannya dan mengiklankannya dalam koran-koran yang terbit di Batavia pada 2 April 1879.

Dari koran-koran, terutama dari Bataviaasch Handelsblad dan Java-bode edisi 28 Januari 1879, dapat diketahui berita kedatangan operator Woodbury & Page ke Bandung. Pengumuman selengkapnya sebagai berikut: “Woodbury & Page. Aan LANDHEEREN in de Preanger wordt beleefd kennis gegeven dat onze OPERATEUR den 18 Januarij LL. te Bandong is aangekomen” (Woodbury & Page. Secara hormat diumumkan kepada tuan-tuan di Priangan bahwa operator kami akan tiba di Bandung pada tanggal 18 Januari).

Halaman:

Editor: Aris Abdulsalam

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Respek dalam Berkomunikasi

Jumat, 24 Maret 2023 | 11:11 WIB

Ciledug Mengabadikan Sejarah Pembuatan Jalan Raya

Jumat, 24 Maret 2023 | 05:57 WIB

Menebar Dharma Agama dan Negara

Rabu, 22 Maret 2023 | 13:43 WIB

Pemborong Bangunan Tan Haij Long

Rabu, 22 Maret 2023 | 11:20 WIB

Rumitnya Nama Anak-Anak Zaman Sekarang

Selasa, 21 Maret 2023 | 12:40 WIB

Bahagia Menyambut Bulan Ramadhan

Selasa, 21 Maret 2023 | 12:00 WIB

Media Sosial dan Identitas Diri

Senin, 20 Maret 2023 | 09:24 WIB

Situ Lembang Danau Kaldera Gunung Sunda

Jumat, 17 Maret 2023 | 13:50 WIB

Bahagiakan Dirimu dengan Membahagiakan Orang Lain

Kamis, 16 Maret 2023 | 14:55 WIB

Demi Sebuah Konten, Agama pun Digadaikan

Senin, 13 Maret 2023 | 15:32 WIB
X