Tidak hanya piawai memainkan tuts di kibor, Sholeh juga cukup lihai melancarkan strategi di papan catur. Kelihaiannya tersebut pernah membawa Sholeh mendapatkan juara ketiga lomba catur di tingkat provinsi Jawa Barat pada tahun 2017.
Berbagai bakat dan minat Sholeh ini tidak terlepas dari peran para guru yang dapat menjadi wadah untuk berkembang. Wahyu menyebutkan bahwa Sholeh dan siswanya yang lain memiliki hak yang sama dengan masyarakat lain untuk menyalurkan bakat dan minatnya.
Baca Juga: Bangkit dengan Ekonomi Kreatif
Setelah lulus sekolah, Sholeh memiliki keinginan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Sesuai minatnya terhadap alat elektronik dan komputer, Sholeh ingin mengambil jurusan yang berkaitan dengan komputer.
Wahyu juga membenarkan adanya keinginan Sholeh untuk kuliah, lebih khususnya ingin berkuliah di Universitas Padjadjaran. Namun, ia menyebutkan bahwa masih terdapat kendala agar siswanya tersebut dalam melanjutkan pendidikan ke yang lebih tinggi.
“Kendalanya, sih, Saya takutnya dari kampus yang dituju Sholeh belum ramah disabilitas dan belum adanya dosen atau pembimbing bagi tunanetra, atau dari fasilitas kampus yang belum aksesibel bagi disabilitas,” tambah Wahyu. [*]
Muhammad Fadhil Raihan
Mahasiswa Jurnalistik Fikom Unpad
Isi konten merupakan pandangan dan tanggung jawab penulis
Artikel Terkait
Tadarus Buku di Bandung: Kini dan Dulu
Terwujudnya Satu Data Kependudukan Indonesia
PD III Tak Akan Terjadi lantaran Perang Ukraina
Nama Jalan Proyek Harus Diganti dengan yang Sesuai Karakter Alam atau Budaya Masyarakat Setempat
Aturan Baru Priangan dan Pembentukan Afdeling Cicalengka
Buya Syafii Maarif, Pejuang Martabat Kemanusiaan
Jutaan Anak Negara Berkembang Kehilangan Masa Depan Akibat Perang
Menjaga Keluarga Sakinah agar Terhindar dari Perceraian
Refleksi Konsep Pendidikan Ki Hajar Dewantara
Bangkit dengan Ekonomi Kreatif