Ki Hajar Dewantara memiliki gagasan penting dalam dunia pendidikan yang diwujudkan dalam sekolah Taman Siswa.
Pada tahun 1947 dalam kongresnya beliau mempertegas gagasannya dengan mengemukakan 5 asas yang dikenal Panca Darma yaitu, Asas Kemerdekaan, Asas Kodrat Alam, Asas Kebudayaan, Asas Kebangsaan dan Asas Kemanusiaan.
Konsep pendidikan yang digagas oleh Ki Hajar Dewantara umumnya mengutamakan cinta serta kasih sayang. Dimana pendidik sama seperti orang tua kepada anaknya sendiri. Adapun berikut ini merupakan 3 konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara yang perlu diketahui, di antaranya yaitu:
- Ing Ngarsa Sung Tuladha
Ing Ngarsa Sung Tuladha memiliki arti di depan, maksudnya yaitu seorang pendidik harus dapat memberi teladan atau contoh. Teladan sendiri menjadi kunci keberhasilan dalam kegiatan belajar, di mana ketika seorang pendidik memiliki sikap yang baik maka siswa pun akan mengikuti sikap gurunya. Sehingga saat kegiatan belajar mengajar berlangsung ,maka guru harus membimbing serta memberikan arahan kepada siswa agar tujuan pembelajaran dapat dipelajari siswa dengan baik. Tanpa disadari, selama proses pembelajaran guru menjadi panutan bagi siswa, baik dari kata ataupun perbuatannya. Oleh sebab itu, selain menguasai materi pelajaran, guru juga harus memiliki pribadi baik yang dapat dicontoh.
- Ing Madya Mangun Karsa
Ing Madya Mangun Karsa artinya di tengah-tengah atau di antara seseorang yang dapat menciptakan ide atau gagasan, maksudnya guru mempunyai peran penting untuk menciptakan ide dalam proses pembelajaran. Guru dapat memfasilitasi beragam metode serta strategi agar tujuan pembelajaran berhasil dicapai. Selain itu, kemampuan atau potensi yang dimiliki oleh siswa dapat berkembang dengan baik.
- Tut Wuri Handayani
Tut Wuri Handayani artinya di belakang, maksudnya yaitu seorang pendidik harus berada di belakang siswa untuk memberi dorongan atau arah. Dalam hal ini, seseorang memiliki tanggung jawab dalam pekerjaannya untuk mendorong orang lain dalam mencapai tujuan secara berkelanjutan.
Ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung, guru harus memberikan dorongan kepada siswa agar rajin belajar disiplin. Mengingat, guru memiliki peran penting untuk memajukan suatu bangsa dan bangsa yang besar merupakan bangsa yang terdiri dik melalui nilai-nilai luhur. Maka tidak heran jika guru dijadikan sebagai "pahlawan tanpa tanda jasa", Karena jasanya mengabdi pada negara demi kemajuan Indonesia.
Guru merupakan fasilitator, pengajar, dan teladan yang ucapannya didengar dan perbuatannya ditiru. Guru yang baik merupakan guru yang dapat melahirkan generasi beradab, bermartabat, berguna bermanfaat bagi masyarakat, berwatak luhur, serta bertanggungjawab atas hidupnya sendiri dan orang lain.
Baca Juga: Menjaga Keluarga Sakinah agar Terhindar dari Perceraian
Artikel Terkait
Gubernur Jenderal Makan Siang di Cicalengka pada 20 Juli 1860
Cuan Mata Uang Kripto untuk Siapa?
Tadarus Buku di Bandung: Kini dan Dulu
Terwujudnya Satu Data Kependudukan Indonesia
PD III Tak Akan Terjadi lantaran Perang Ukraina
Nama Jalan Proyek Harus Diganti dengan yang Sesuai Karakter Alam atau Budaya Masyarakat Setempat
Aturan Baru Priangan dan Pembentukan Afdeling Cicalengka
Buya Syafii Maarif, Pejuang Martabat Kemanusiaan
Jutaan Anak Negara Berkembang Kehilangan Masa Depan Akibat Perang
Menjaga Keluarga Sakinah agar Terhindar dari Perceraian