Isa Anshary Menjadi Khatib Sholat Idul Fitri bersama Presiden Soekarno di Tegallega

- Selasa, 10 Mei 2022 | 14:10 WIB
Ribuan masyarakat kota Bandung menyimak Presiden Soekarno sedang berpidato. (De Preangerbode, 7 Juli 1951.)
Ribuan masyarakat kota Bandung menyimak Presiden Soekarno sedang berpidato. (De Preangerbode, 7 Juli 1951.)

Presiden Soekarno sholat Idul Fitri di Tegallega, Kota Bandung, dan yang menjadi  khatib menyampaikan ceramah ialah Kiai Isa Anshary.

Hangatnya mentari menyambut pagi, kita pagi itu berebut kamar mandi, berpakaian rapih dan  kemudian menuju lapangan tempat diselenggarakanya sholat ied, setelah khusyuk menunaikan sholat, gema takbir mengemuruh, mendengarkan khatib dengan khidmat, kemudian bersalamanan dan saling memaafkan antara satu dan lainnya.

Barangkali inilah suasana Idul Fitri yang membuat kita berseri, anak-anak bahagia memakai baju dan sepatu barunya, menyantap opor, ketupat, dan kue lebaran.

Sebagian orang mungkin memilih mudik dan  berlebaran  bersama orangtua tersayang di kampung halaman.

Jika kita melihat ke tahun 1951 saat itu Idul Fitri jatuh pada 6 Juli, sebagaimana yang kita tahu setiap hari raya baik Idul Fitri atau idul adha, di Bandung biasanya lapangan  Tegallega menjadi tempat diselenggarakannya.

Baca Juga: China Belajar dari Perang di Ukraina

Saat itu koran Algemeen Indisch Dagblad : de Preangerbode, 23 Juni 1951, sudah memberitakan kedatangan Presiden Soekarno yang akan sholat Idul Fitri di Tegallega dan yang menjadi  khatib menyampaikan ceramah ialah Kiai Isa Anshary.

Dalam berita yang berjudul “Lebaran-gebed  te Bandoeng” menerangkan bahwa panita persiapan untuk sholat Idul Fitri sedang berprogres untuk tahap lanjut, rencananya Presiden Soekarno akan mengikuti shalat Idul Fitri dan mendengarkan ceramah  dari ketua Masyumi Jawabarat  yaitu Isa Ashari dan setelah sholat Idul Fitri mengunjungi kediaman gubernur Jawabarat, mungkin semacam  mengadakan acara halal bil halal.

Suasana Sholat Idul Fitri dan Isa Anshary Menjadi  Khatibnya

Isi ceramah khutbah Idul Fitri yang disampaikan oleh Isa Anshary di Tegallega, Kota Bandung.
Isi ceramah khutbah Idul Fitri yang disampaikan oleh Isa Anshary di Tegallega, Kota Bandung. (De Preangerbode, 7 Juli 1951)

Ketika waktu sholat id di hari raya Idul Fitri tiba, pada 7 Juli 1951 koran Algemeen Idisch dagblab : de Preangerbode menurunkan laporannya. Dalam tulisan berjudul “Chotbah Van Isa Ansharymelaporkan kondisi saat Idul Fitri di gelar dan penyampaian dari ceramah Isa Anshary.

Dalam laporannya itu digambarkan suasana ribuan umat Islam yang membawa sajadah, kemudian tidak  ada pembeda antara pejabat tinggi maupun orang biasa karena semua mengambil tempat dan menghamparkan sajadahnya sendiri untuk shalat id di lapangan Tegallega.  Saat itu yang menjadi imam shalat adalah Pangdam Iskandar, lalu seusai shalat Kiai  Isa Anshary menyampaikan ceramahnya menguraikan makna 1 Syawal secara jelas dan apa saja yang harus dilakukan oleh umat Islam dalam keaadan lebaran.

Algemeen Indisch dagblad : De Preangerbode  waktu itu menuliskan judul “Zichzelf bedriegen” saat menuliskan isi ceramah dari Isa Anshary, bila dilihat memang begitu tegas, Isa Anshary dihadapan riuhnya masyarakat kota Bandung yang mengikuti shalat Idul Fitri.

Isa Anshary menyatakan bahwa ada beberapa orang yang menjadikan lebaran sebagai sarana untuk mengelabui masyarakat, untuk memperoleh kedudukan tinggi dan menguntungkan dirinya sendiri.  Seperti seorang yang serius berpuasa dan lebaran tetapi maksud dari semua itu hanya untuk tujuan dirinya dan mendapatkan pangkat yang lebih tinggi.

Halaman:

Editor: Aris Abdulsalam

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Matinya Empati di Media Sosial

Senin, 20 Maret 2023 | 09:24 WIB

Situ Lembang Danau Kaldera Gunung Sunda

Jumat, 17 Maret 2023 | 13:50 WIB

Bahagiakan Dirimu dengan Membahagiakan Orang Lain

Kamis, 16 Maret 2023 | 14:55 WIB

Demi Sebuah Konten, Agama pun Digadaikan

Senin, 13 Maret 2023 | 15:32 WIB

Dalam Berumah Tangga, Hati-Hati Tipu Daya 'Dasim'

Minggu, 12 Maret 2023 | 12:30 WIB

Oeij Boen Hoen: Letnan Tionghoa Pertama Bandung

Jumat, 10 Maret 2023 | 10:05 WIB
X