Berapa jumlah penduduk Distrik Cicalengka pada paruh pertama dan awal paruh kedua abad ke-19?
Saya mendapatkan jawabannya dari hasil penyelidikan seorang dokter, ahli iktiologi, dan herpetologi: Pieter Bleeker (1819-1878).
Riwayat hidup Pieter Bleeker antara lain dicatat oleh F.J. van den Branden dan J.G. Frederiks (Biographisch woordenboek der Noord- en Zuidnederlandsche letterkunde, 1891), H.D. Benjamins dan J.F. Snelleman (Encyclopaedie van Nederlandsch West-Indië, 1914), dan P.J. Blok dan P.C. Molhuysen (Nieuw Nederlandsch biografisch woordenboek. Deel 4, 1918). Bleeker sendiri membuat otobiografi, “Levensbericht van P. Bleeker” (dalam Jaarboek van de Koninklijke Akademie van Wetenschappen, 1877).
Menurut sumber-sumber itu, Pieter dilahirkan di Zaandam pada 10 Juli 1819. Ayahnya punya toko alat-alat pembuat kapal. Setelah magang menjadi asisten apoteker di Amsterdam, Pieter masuk sekolah klinis di Haarlem antara 1838-1840. Selulus ujian dokter, ia mendaftar sebagai tenaga kesehatan dalam ketentaraan Hindia Belanda pada Mei 1841. Setelah menempuh perjalanan sejak Oktober 1841 menggunakan kapal Prins van Oranje, 10 Maret 1842, Pieter tiba di Batavia, ditempatkan di garnisun Weltevreden, dan menjadi ajudan kepala jawatan kesehatan (Bleeker, 1877: 21).
Penempatannya di Batavia, konon membawa keberuntungan, karena jadi punya kesempatan untuk berhubungan dengan orang-orang di bidang ilmu pengetahuan. Salah satu gagasannya saat itu adalah menerbitkan jurnal Natuuren Geneeskundig Archief van Nederlandsch Indie pada 1844, yang menjadi pendahulu Koninklijke Natuurkundige Vereeniging dan Vereeniging ter bevordering van de geneeskundige Wetenschappen di Hindia (Bleeker, 1877: 21-22).
Sejak penempatan itu, ia juga mulai melakukan penelitian tentang alam, kesehatan, dan topografi Batavia. Di kota itu pula perhatiannya pada dunia ikan (iktiologi) mulai terbentuk, yang memang belum ada yang mengkajinya. Oleh karena itu, sejak 1845, Pieter mulai mempublikasikan tulisan ilmiahnya seputar ikan. Ini antara lain berupa pengajuan Atlas Ichthyologique des Indes Orientales Neêrlandaises kepada pemerintah Hindia. Ia juga berkenalan dengan W. R. Baron van Hoevell, pemimpin redaksi Tijdschrift voor Nederlandsch Indië (TNI) dan ketua Het Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (BGKW). Bahkan Pieter sendiri menjadi pustakawan dan sekretaris BGKW (Bleeker, 1877: 22-23).
Baca Juga: Mudik Rasa Piknik, Promosi Wisata dari Jantung Desa
Salah satu minat Pieter Bleeker hingga akhirnya dapat menyampaikan jumlah penduduk Cicalengka pada abad ke-19 adalah minat terhadap statistika populasi penduduk pribumi. Konon, saat itu secara statistika, Pulau Jawa sangat kurang dikenal. Laporan pemerintah, yang sebenarnya kaya informasi statistika, tidak dipublikasikan secara umum.
Juga belum timbul kesadaran tentang pentingnya kantor statistika dan pegawainya. Pengalamannya menjelajahi Jawa Barat dan perjalanan ke seluruh Jawa pada 1846, sebagai ajudan kepala jawatan kesehatan, sangat besar perannya bagi Pieter mengenai minatnya untuk mengetahui statistika Pulau Jawa yang lebih baik.
Artikel Terkait
Berburu Takjil Pa’ Oyen 18, Es Campur Legendaris di Kota Bandung
Puasa Malah Berat Badan Naik? Ini 7 Tips Ampuh Selama Ramadhan
F.W. Junghuhn Menemukan Batu Obsidian di Cicalengka Tahun 1844
Kerangka Paus yang Terdampar untuk Pembelajaran
Menanti Gagasan Baru Macron dalam Menyelesaikan Perang di Ukraina
Meraih Kemenangan Sejati
Naik Delman Istimewa, Adanya Hanya di Bulan Ramadan
Pujas Jatinangor: Tempat Makan Murah dan Anti Sepi untuk Mahasiswa Saat Sahur
4 Cara Bijak Mengelola Angpao Lebaran ala Anak Kuliah
Mudik Rasa Piknik, Promosi Wisata dari Jantung Desa