Disadari atau tidak, sesungguhnya para pemudik itu adalah para pemasar pariwisata yang baik dari sekian ribu kawasan yang menjadi tujuan mudik.
Berita datang dari Desa Pemeungpeuk, Kecamatan Pemeungpeuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada 4 Mei 2022. Di jalan yang jarakya hanya 4 km antara Desa Mancagahar sampai Cigodeg, Desa Paas, ditempuh lebih dari 4 jam.
Setelah dua tahun tidak mudik, sehingga terjadi lonjakan pemudik pada lebaran tahun 2022. Menurut dugaan Kementerian Perhubungan (Kemenhub), sekitar 85 juta orang akan mudik lebaran, dengan tujuan mudik utama ke Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Kendaraan yang akan bergerak sebanyak 23 juta mobil dan 17 juta motor. Tidak termasuk pemudik yang menggunakan truk beratap atau kendaraan bak terbuka yang diberi atap tenda biru.
Data dari Pemda Jawa Barat, dari total 85 juta pemudik nasional, 14,9 juta pemudik diperkirakan akan masuk wilayah Jabar. Sedangkan yang mudik ke luar Jawa Barat sebanyak 9,2 juta orang.
Menurut Kemenparekraf (Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif), pergerakan orang dan barang pada mudik tahun 2022, nilai ekonominya akan mencapai Rp70 triliun, yang tersebar hingga ke pelosok desa. Dari 85 juta pemudik, sebanyak 40-60% akan berwisata, khususnya geowisata.
Pergerakan orang dan barang itu akan dipengaruhi oleh jarak, waktu tempuh, jumlah pemudik ke suatu kawasan, serta keadaan dan medan jalan. Semuanya itu akan berpengaruh pada kebutuhan para pemudik, seperti kebutuhan untuk beristirahat, kebutuhan untuk makan-minum, dan buang hajat selama dalam perjalanan. Pemudik yang begitu banyak jumlahnya, akan menyebabkan tingkat kepadatan lalu lintas, kebutuhan akan kamar hotel, rumahmakan, dan kebutuhan lainnya, yang semuanya itu membutuhkan biaya, sehingga secara nyata akan berpengaruh pada ekonomi masyarakat.
Baca Juga: 4 Cara Bijak Mengelola Angpao Lebaran ala Anak Kuliah
Mudik adalah kembali ke asal, ka-wit, sesungguhnya merupakan siklus alami untuk semua mahluk. Mudik dipantik oleh momentum lebaran, sehingga berjuta orang bergerak dari satu pusat kehidupan ke pusat kelahiran, ke tempat asal dibesarkan. Pergerakan dari satu kawasan ke kawasan lainnya, sesungguhnya bukan hanya terjadi pada manusia, tetapi terjadi pada binatang, baik yang hidup di sungai, di laut, di darat, dan di udara. Mahluk-mahluk itu bermigrasi karena faktor iklim dan keadaan perubahan fisik bumi yang akan mempengaruhi nalurinya untuk bertahan hidup, sehingga menuntunnya untuk melakukan perjalanan panjang, dan kembali ke tempat asalnya dengan penuh risiko.
Bisa juga mudik dengan rasa piknik. Untuk menghibur yang datang dan kebersamaan dengan saudara di tempat asal, para pemudik dapat melakukan perjalanan wisata, umumnya mengunjungi destinasi wisata alam yang unik. Dengan memanfaatkan momentum lebaran para pemudik berusaha mengenal dan menikmati suatu kawasan yang menarik.
Artikel Terkait
Menikmati Indahnya Pesona Dataran Tinggi di Cicalengka Dreamland
Berburu Takjil Pa’ Oyen 18, Es Campur Legendaris di Kota Bandung
Puasa Malah Berat Badan Naik? Ini 7 Tips Ampuh Selama Ramadhan
F.W. Junghuhn Menemukan Batu Obsidian di Cicalengka Tahun 1844
Kerangka Paus yang Terdampar untuk Pembelajaran
Menanti Gagasan Baru Macron dalam Menyelesaikan Perang di Ukraina
Meraih Kemenangan Sejati
Naik Delman Istimewa, Adanya Hanya di Bulan Ramadan
Pujas Jatinangor: Tempat Makan Murah dan Anti Sepi untuk Mahasiswa Saat Sahur
4 Cara Bijak Mengelola Angpao Lebaran ala Anak Kuliah