Para peserta geotrek yang penasaran dengan nama geografi Pasir Tanggulun, tidak akan menemukannya dalam Peta Rupabumi Indonesia (RBI), Lembar Padalarang (2000), karena memang tidak tercantum.
Pasir Tanggulun menjadi nama geografi yang banyak dicari, karena merupakan bukit dengan batuan terobosan (intrusif) Bukan soal batuan terobosannya yang menarik, karena batuan sejenis banyak terdapat di tempat lain, seperti di pinggiran Danau Jatiluhur (Danau Ir H Djuanda).
Menjadi menarik karena batuan intrusif ini berada di kawasan batukapur, di antara Gunung Manik (utara) dan Gunung Bende (selatan).
Secara umum, bukit kapur itu berada di jajaran yang merangkai di dari timurlaut ke arah baratdaya, dimulai dari Pasir Kamuning, Gunung Karang, Gunung Bengkung (Karangpanganten), Guha Pawon, Gunung Masigit, Gunung Bancana. Sedikit ke selatan dari Karangpanganten, ada rangkaian bukit kapur Karanghawu, Gunung Pabeasan, Gunung Manik, Gunung Bende, Pasir Batununggal, Gunung Guha, menerus ke Pasir Sanghyangtikoro.
Baca Juga: Bandoengsche Kantoor Voetbal Organisatie (BKVO)
Dari jajaran perbukitan kapur itu, dipisahkan oleh lembah ke arah selatan, baru ada jajaran perbukitan bukanbukit kapur, seperti Gunung Puter, Pasir Lampegan, Gunung Pangcalikan, Gunung Halimun, menerus Pasir Peuti, Pasir Kerud.
Walau tak terdapat dalam peta RBI, namun warga setempat masih mengenali nama geografi dan lokasi Pasir Tanggulun. Bukit dengan batuan terobosan ini pernah ditambang batuannya. Apalagi bagi warga pembuat coet, cobek, Pasir Tanggulun sangat terkenal karena kualitas batuannya yang sangat bagus, berbeda dengan batu dari Cihalimun di kaki Gunung Halimun, Kabupaten Bandung Barat.
Bila menelusuri keberadaan bukit batu ini dalam peta, rasa penasaran itu terobati karena dalam Peta Topografi Lembar Tjitatah (1904), yang diterbitkan oleh Topographisch Bureau, direvisi pada tahun 1902, Pasir Tanggulun tergambar dengan jelas, posisinya di antara Gunung Manik (utara) dan Pasir Bende (selatan).
Artikel Terkait
Ekonomi Indonesia Bangkit?
Bermain Lepaslah Persib Bandung, Tak Ada Alasan Menyerah di BRI Liga 1
Asal-usul Nasi Kebuli: Sajian Lezat Betawi, Akulturasi dari Budaya Kuliner Arab
Demi Sehatnya Sepak Bola Kita
Sirkuit Mandalika, Ikon Baru Pariwisata Indonesia Timur
Getuk Goreng: Oleh-Oleh Khas Banyumas, Dibuat Haji Sanpirngad Sejak 1918
Kondisi Pandemik Menjadikan Anak-Anak Kita Hebat
Waspadai Pseudo-jurnalisme!
Sejarah Kelezatan dan Hukum Mengonsumsi Sate Kelinci
Bandoengsche Kantoor Voetbal Organisatie (BKVO)