Jelas Persib Bandung butuh kebangkitan dan jika tak segera bangkit maka justru ancaman itu menjadi semakin dekat di depan mata.
Tagar# Rene Out kembali dilambungkan di jagat media sosial. Hal ini menjadi pertanda jika dalam tubuh Persib belum terjadi perubahan yang signifikan dalam urusan taktik bertanding.
Memang kehadiran David Da Silva dan Bruno Cantanhade didatangkan untuk menjadi juru gedor dan bertugas membobol gawang lawan. Tetapi mereka masih minim kontribusi. Sehingga membuat kondisi Maung Bandung seperti tertatih-tatih memulai putaran kedua Liga Indonesia I. Dua kemenangan yang diraih tak mencerminkan kekuatan yang sesungguhnya.
Posisi tiga di klasemen dengan raihan nilai 40 memang bukan pencapaian yang buruk. Namun permainan Persib yang angin-anginan dan tidak memperlihatkan sebagai tim yang disegani lawan seperti memunculkan kekhawatiran, di mana semakin hari lawan yang dihadapi bukan semakin enteng. Robert Albert perlu melakukan terobosan dan itu harus dilakukan secara total agar membuahkan hasil seperti yang diharapkan oleh semua pihak.
Sepertinya Robert Albert kebingungan untuk menentukan formasi dan strategi saat timnya melakukan pertandingan. Bisa jadi strategi yang diterapkannya konvensional dan sering mampu dibaca oleh pelatih lawan. Formasi yang ditampilkan adalah yang begitu-begitu juga tak ada variasi untuk mengubah keadaan. Di sini ada hal yang terlupakan sang pelatih, talenta muda yang seharusnya dijadikan peluru alternatif untuk membuat formula baru bagi kekuatan Persib Bandung tidak dioptimalkan.
Baca Juga: Strategi Barat: Menarik Ukraina, Menjatuhkan Putin, Mengepung China
Talenta-talenta muda yang direkrut Robert Albert demi regenerasi di tubuh Maung Bandung. Tetapi minimnya kesempatan yang diberikan membuat kemampuan mereka menjadi tak berkembang. Sementara tawaran dari klub lain lebih menggiurkan dan memberi kesempatan bermain kepada pemain muda tersebut. Bagaimana Indra Mustafa yang memutuskan mundur dan memilih Borneo FC agar bisa memiliki jam terbang. Bagaimana Diklat Persib juga dengan talenta muda justeru telah dipilih Persis Solo untuk Liga I tahun depan.
Robert Albert benar, memang segala sesuatu mesti melalui perhitungan yang matang. Kemampuan kepelatihannya pun mumpuni karena telah melahirkan beberapa klub menjadi juara diluar negeri dan tanah air. Tetapi beliau dapat berkaca dari Shin Tae Yong yang jelas percaya kepada Pasukan Garuda yang rata-rata masih berusia muda. Benar di sana ada Victor Igbonefo tetapi pernahkah diberi kesempatan bermain ?. Bisa jadi pelatih nasional ini beranggapan Victor itu bagus karena pengalaman bermainnya tetapi secara fisik, apakah mampu mengimbangi pemain-pemain muda dengan tenaga yang masih oke.
Menurunkan pemain muda saat memasuki putaran I Liga Indonesia memang sangat beresiko. Namun begitu agar strategi dan formasi permainan tidak terbaca oleh tim lawan, apa salahnya untuk dicoba walaupun resikonya cukup besar karena demam paggung dan tak nyetel dengan pemain senior bisa terjadi di lapangan. Kita tahu Beckham Putra pemain muda, toh ketika diberi kesempatan bermain ujung-ujungnya dia semakin matang dan menjadi aset Persib. Sebaliknya pemain muda yang banyak di bench yang tidak memiliki kesempatan bermain jelas takkan terlihat kemampuan sesungguhnya jika tidak diberi kesempatan dan kasihan nanti mereka disebut hanya makan gaji buta.
Artikel Terkait
Asem-Asem Daging: Sajian Berkuah Khas Demak dari Tradisi Dapur Peranakan Tionghoa
Berpikir Kritis Bisa Cegah Investasi Bodong
Sejarah Kue Keranjang di Indonesia: Sajian Khas Tahun Baru Imlek yang Sarat Mitos dan Filosofi
Jangan Ngaku Bestie Kalau Masih Suka Nyinyir
Sejarah Bir Pletok: Minuman Tradisional Khas Betawi, Adaptasi Wine Tanpa Alkohol
Fosil Keong Racun 28 Juta Tahun Abadi di Bukit Kapur Citatah
When I Was Your Men, dari Bruno Mars Kita Belajar Mengikhlaskan Seseorang
Onde-Onde: Dari Tiongkok Dibawa Laksamana Cheng Ho, Jadi Oleh-Oleh Khas Mojokerto
Klub Soson-Soson Enggoning Diadjar Roekoen (SEDAR) dari Kampung Banceuy
Strategi Barat: Menarik Ukraina, Menjatuhkan Putin, Mengepung China