Bestie, kosa kata gaul yang memiliki makna sahabat ini begitu akrab di telinga belakangan ini. Kosa kata ini begitu marak dipakai oleh kaum muda di berbagai media sosial seperti Instagram, Facebook, dan TikTok.
Bestie, bila merujuk www.bahasadaring.com adalah istilah slang internasional yang digunakan untuk menyebut teman terbaik atau sahabat yang kita punya. Sederhananya, bestie adalah best friend.
Pepatah bijak mengatakan, sahabat terbaik adalah mereka yang menunjukkanmu pada jalan kebaikan (NU Online, 4/11/2008). Bila direnungi, pepatah bijak ini memang tepat dan benar adanya.
Sahabat sejati tentu tidak ingin membiarkan sahabatnya melakukan hal-hal negatif, sehingga ketika ia melihat sahabatnya terjerumus kepada hal-hal buruk, ia akan berusaha mengingatkannya dengan cara yang baik dan tak menghakimi. Ia akan berusaha menuntun sahabatnya untuk kembali kepada jalan lurus yang diridai oleh-Nya.
Baca Juga: Sejarah Kue Keranjang di Indonesia: Sajian Khas Tahun Baru Imlek yang Sarat Mitos dan Filosofi
Apakah sahabat dan teman itu memiliki arti yang sama? Pertanyaan ini mungkin pernah terlintas di benak sebagian orang. Ada penjelasan menarik yang dipaparkan oleh Ahmad dalam Gramedia Blog, bahwa teman biasa adalah seseorang yang hanya mengenalmu.
Sementara sahabat adalah ia yang mengenal kebaikan dan keburukanmu, namun tetap menerima dengan apa adanya. Hubungan antar teman atau sahabat bisa begitu kuat karena bisa memaknai hubungan tersebut.
Bicara tentang pertemanan atau persahabatan, Hengki Ferdiansyah dalam tulisannya (NU Online, 23/12/2016) memaparkan penjelasan Imam al-Ghazali, bahwa pertemanan ibarat akad nikah. Konsekuensi dari akad tersebut adalah seseorang diharuskan untuk memenuhi hak-hak pasangannya. Al-Ghazali mengatakan:
“Jalinan tali persahabatan antara dua orang seperti halnya akad nikah suami-istri. Dalam pernikahan terdapat hak yang harus dipenuhi sebagaimana disebutkan sebelumnya pada pembahasan nikah. Demikian pula dalam persahabatan ada kewajibanmu untuk memenuhi hak saudaramu, baik yang berkaitan dengan harta, jiwa, tutur kata, dan hati: dengan memberikan maaf, keikhlasan, pemenuhan janji, dan meringankan beban.”
Artikel Terkait
Geotrek, Belajar di Alam dengan Senang dan Nikmat
Nasi Gandul: Hidangan Lezat Berkuah Khas Pati, Persilangan Antara Soto dan Gulai
Permendikbud Nomor 30 Tahun 2021: Darurat Kekerasan Seksual Atau Dekadensi Moral?
Mempelajari Karakter Orang Melalui Kebiasaannya
Brongkos: Hidangan Daging Kuah Khas Jogjakarta, Favorit Sri Sultan Hamengkubuwono IX
Layangan Putus, Selesai, Paulo Coelho, dan Sejarah Ketidaksetiaan dalam Pernikahan
Manfaat Perdagangan Ekspor untuk Perekonomian
Asem-Asem Daging: Sajian Berkuah Khas Demak dari Tradisi Dapur Peranakan Tionghoa
Berpikir Kritis Bisa Cegah Investasi Bodong
Sejarah Kue Keranjang di Indonesia: Sajian Khas Tahun Baru Imlek yang Sarat Mitos dan Filosofi