Perfilman Indonesia kembali pulih, katanya. Namun, apa arti pulih dalam sineas film hanya sekadar tiket nonton film Indonesia lebih laku terjual dibandingkan film Hollywood?
“Pintu teater satu telah dibuka. Bagi Anda yang telah memiliki karcis, silakan memasuki ruangan teater. Terima kasih.”
Setelah satu setengah tahun terhitung sejak Maret 2020, Covid-19 ‘memeluk’ Indonesia dengan erat, akhirnya pintu-pintu bioskop kembali dibuka, aroma khas caramel popcorn kembali tercium ketika glass door bioskop didorong oleh pengunjung. Tidak hanya itu saja, film-film Indonesia mulai terbentang di layar lebar.
Melihat bagaimana poster, teaser, dan trailer perfilman Indonesia kembali berseliweran di berbagai platform sosial media, menampilkan aktor dan aktris yang sudah ditunggu oleh penggemarnya, hingga wajah-wajah baru yang siap tempur akting dalam kotak perfilman,
Perfilman Indonesia kembali pulih, katanya.
Baca Juga: Gule Kambing Bustaman, Sajian Gulai Lezat dari Kampung Bustaman Semarang
Namun, apa arti pulih dalam sineas film hanya sekadar tiket nonton film Indonesia lebih laku terjual dibandingkan film Hollywood? Atau akhirnya tema perfilman Indonesia sekarang lebih beragam?
Jawabannya hanya ya dan tidak.
Tunggu, jangan merasa sinis, toh memang setiap pertanyaan pasti memiliki lebih dari satu jawaban, tergantung siapa yang menjawab.
Artikel Terkait
Mengatasi Stereotip Negatif pada Klien Pemasyarakatan
Dayeuhkolot dan Masalah yang Sulit Selesai di Jembatan
Relasi antara Hewan dengan Manusia
Konflik Iran dengan Israel Lebih Berbahaya Dibanding AS dan China
Ketenagakerjaan Kota Banjar di Masa Pandemi
Uncertainty dalam Liburan
Pecel Pakis: Sajian Pecel dari Desa Colo Kudus, Warisan Juru Masak Keraton Solo
Nostalgia Jadi Strategi Marketing Cemerlang dalam Dunia Perfilman
Dampak Pandemi dan Adaptasi Industri Mikro dan Kecil di Jawa Barat
Gule Kambing Bustaman, Sajian Gulai Lezat dari Kampung Bustaman Semarang