Dalam keterangan Kartasapoetra tertulis angka pasti bahwa sejarah Nationaal Voetbal Bond (NVB) bermula pada tahun 1922.
Setelah Bandoengsche Inlandsche Voetbal Bond (BIVB), perserikatan sepak bola pribumi lainnya di Bandung yang datanya saya temukan adalah Nationaal Voetbal Bond (NVB) atau federasi sepak bola nasional.
Saya tidak menemukan sejarah pembentukannya dari koran-koran berbahasa Belanda.
Hal tersebut menjadi tanya besar bagi saya. Karena menimbulkan kecurigaan, mengapa koran-koran berbahasa Belanda yang terbit di Bandung seakan-akan luput tidak meliput pembentukan perserikatan kedua sepak bola bangsa pribumi tersebut? Apakah ini menjadi cermin sentimen ras kulit putih terhadap bangsa kulit berwarna di tanah jajahannya? Mengingat saat itu di seantero Hindia Belanda, bangsa-bangsa dibagi menjadi tiga golongan. Bangsa Eropa di puncaknya, bangsa Timur Asing di tengahnya, dan di dasarnya barulah bangsa pribumi.
Kecurigaan saya seakan menemukan pembenarannya pada kliping koran berbahasa Sunda yang terbit di Tasikmalaya lalu dibawa pindah ke Bandung tahun 1930, Sipatahoenan. Karena dari guntingan-guntingan koran itu, saya lumayan banyak menemukan jejak-jejak NVB, paling tidak sejak tahun 1930-an, ketika Sipatahoenan sudah dibawa pindah ke Bandung dan terbit sebagai harian.
Lalu, kapankah NVB mulai ada?
Baca Juga: Kesebelasan DIANA, dari Insyafiah Adanya Nama Afiat
Didirikan Tahun 1922
Sipatahoenan paling lama yang saya temukan ada sangkut pautnya dengan sejarah NVB adalah edisi 31 Desemer 1930. Di situ ada liputan tentang rapat NVB yang diselenggarakan di gedung Himpoenan Soedara pada 24 Desember 1930. Klub-klub yang menjadi anggota NVB yang datang ke acara tersebut adalah VEED, CIVC, MARS, DREADNOUGHT, KPC, REA, PASOENDAN. Sementara yang tidak datang adalah kesebelasan JULIANA dan SILIWANGI (“Noe teu datang lantaran aja halangan: Juliana djeung Siliwangi”).
Artikel Terkait
Istikamah dalam Kebaikan
Filosofi dan Sejarah Rendang, Sajian Istimewa Khas Minang yang Kelezatannya Mendunia
Etika Promosi Buku di Media Sosial
Tanpa Seks Manusia Akan Mati?
Sistem Pendidikan yang Kondusif Menuju Negara Maju
Yangko: Mochi ala Jogjakarta, Kudapan Para Priyayi Mataram Islam
Film Yuni: Perempuan, Keluarga, dan Keputusan-keputusan yang Semestinya
5 Langkah Menghadapi Orang Hobi Nyinyir
Silaturahmi yang Menguatkan Hubungan Manusia
Sayur Bobor: Sajian Favorit Sultan Jogjakarta dan Tradisi Saat Menyapih Anak