Sejarah ringkas anggota Bandoengsch Inlandsch Voetbal Bond (BIVB) yang lalu bergabung dengan Persatuan Sepakraga Indonesia Bandung (Persib), DIANA, dapat dibaca dari AID De Preangerbode edisi 24 Juli 1953.
Menurut laporan itu, klub DIANA didirikan di Tegallega utara 30 tahun yang lalu (berdasarkan tahun keluarnya laporan), yang berarti 1923. Salah seorang pendirinya Junus Somanegara, yang pada Juli 1953 masih tinggal di Sumedang.
Para anggota DIANA merupakan siswa-siswa akil balig. Namun, ada pula “Klein DIANA” bagi murid-murid sekolah yang masih belum balig, termasuk Male Wiranatakusuma dan Atot Suriakusumah. Maksud didirikannya klub anak-anak itu agar mendapatkan bibit pemain DIANA di kemudian hari. Namun, konon, “Klein DIANA” hanya bertahan beberapa tahun.
Ketika Bandoengsch Inlandsch Voetbal Bond (BIVB) atau Bandoengsch Indonesisch Voetbal Bond (BIVB) didirikan lagi pada 1928, DIANA menjadi salah satu anggotanya. Saat itu ketua DIANA Tarja, sementara para pemain moncernya adalah Sule, Male Wiranatakusuma, Durachman, Kudirman, Ruhimat, Nawawi, dan Adang. Setelah BIVB lebur menjadi PSIB, DIANA turut bergabung di situ. Selain PSIB, ada federasi sepak bola pribumi lainnya, yakni Nationale Voetbal Bond (NVB).
Masih menurut laporan AID, pada 1933 PSIB dan NVB menyatukan diri menjadi Persib. Saat inilah, konon, DIANA mempunyai singkatan “Doe in alles niet achteruit” (Jangan terbelakang dalam hal apapun). Saat kompetisi 1934, DIANA mempunyai peluang menjadi juara dalam kompetisi Persib, seandainya tidak dikalahkan kesebelasan SIAP pada pertandingan final.
Selama masa pendudukan Jepang, Persib dan kesebelasan-kesebelasan anggotanya tiarap. Bahkan pada tahun-tahun perjuangan fisik pun, anggota-anggota Persib tidak juga muncul ke permukaan. Beberapa anggota DIANA, menurut laporan AID, turut terlibat dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Seperti Bungbung di Sumedang, Tajin di Ciamis, Adnan (adik Tajin) di Pangalengan.
Baca Juga: Sejarah Persib dan Bobotoh: Bermula dari BIVB dan Balakurawa
Pada Juli 1948, ketika pemain-pemain inti DIANA dapat berkumpul di Bandung, kesebelasannya dapat dihidupkan lagi. Saat itu Ibrahim Iskandar terpilih menjadi ketua, sementara Male Wiranatakusuma diangkat sebagai pelindung. Saat inilah DIANA memperoleh kepanjangan “Dengan Insyaf Ada Nama Afiat”. DIANA lalu bergabung lagi dengan Persib, yang saat itu dihidupkan lagi.
Pada 1949, DIANA menjadi kesebelasan yang mapan, dengan para pemain bagus seperti Freddy, Toha, Wagiman, Saelan, Achmad, Ganda dan Radjimin. Mereka dipercaya pula untuk memperkuat tim Persib. Bahkan, konon, mayoritas pemain Persib berasal dari DIANA. Namun, ternyata tidak bertahan lama. Karena Achmad bermain untuk klub SUNDA, Freddy dan TOHA ke INDONESIA MUDA, Saelan dan Ganda ke P3, Wagiman ke PSM, dan Radjimin keluar.
Menurut R. Ibrahim Iskandar, ketua DIANA, yang menjadi narasumber bagi AID, dengan kepergian para pemain bagus itu, keadaan tim jadi tergoncang. Apalagi berbagai hal lainnya juga belum dimiliki oleh DIANA, seperti kandang, berkala, lapangan bola, dan hal-hal lainnya yang lenyap selama revolusi belum ada lagi. Kata Ibrahim, yang tersisa kini adalah semangat klub dan kecintaan besar terhadap klub.
Benarkah Didirikan Tahun 1923?
Seperti diisyaratkan berita di atas, DIANA didirikan pada 1923. Karena Juli 1923 dirayakan sebagai masa untuk memperingati 30 tahun klub itu berdiri. Namun, pada tulisan sebelumnya, saya membagi fakta bahwa klub DIANA sudah ada sejak 1917.
Dalam Kaoem Moeda (KM) edisi 7 Januari 1917 disebutkan DIANA merupakan salah satu klub yang turut membentuk BIVB, di samping KBS, BB, STER, ZWALUW, BIVC, BVC, KVC, CVVC, VISSER, NVC, dan BROM-Pasar Kecil. Dalam guntingan-guntingan KM yang berhasil saya kumpulkan dan baca, kesebelasan DIANA terus terlibat dalam kompetisi BIVB. Ini misalnya terlihat dari laporan KM edisi 5 Februari 1919.
Artikel Terkait
Lezatnya Nasi Ayam, Nasi Liwet Wong Semarang
Sejarah Sayur Lodeh, Masakan Jawa Sejak Abad 10 dan Mitos Penangkal Wabah
6 Pemenang Tulisan Terpopuler Netizen Ayobandung.com Edisi November 2021: Total Hadiah Rp1,5 Juta!
Stereotip Kesetaraan Gender Perempuan
Teknologi Artificial Intelligence dalam Dunia Pendidikan: Memanfaatkan atau Digantikan
Pendidikan Islam Melahirkan SDM Unggul dan Berkualitas
Sejarah dan Filosofi Lemper Sanden: Kudapan Legendaris Bantul dan Simbol Perekat Persaudaraan
Khasiat Air Kelapa untuk Kesehatan
Ayam Panggang Klaten: Dibuat Ny. Ang Bie Sejak 1950-an
Membangun SDM Daerah Melalui Pendidikan