Christiaan Johannes Brookman berkali-kali terpilih menjadi presiden atau ketua klub LUNO. Ia juga dianggap sebagai pilar SIDOLIG.
W.L. Berretty (40 Jaar Voetbal in Ned. Indie, 1894-1934, 1934: 112), menempatkan Ch. J. Brookman sebagai salah seorang di antara tiga “Eenige steunpilaren van SIDOLIG” alias beberapa pilar SIDOLIG.
Dua orang lainnya J.J.S. Brandsma dan C. Ebes. Mengenai Brandsma sudah saya tuliskan beberapa waktu yang telah lewat, sementara C. Ebes belum saya kumpulkan data-datanya.
Bila Brookman dianggap sebagai salah seorang dari triumvirat dari sebuah kesebelasan sepak bola yang termasuk tua dan melegenda di Bandung, berarti ada, bahkan banyak hal, yang sudah diberikan oleh dirinya. Ia bisa jadi banyak kontribusinya bagi klub tersebut khususnya dan umumnya bagi perkembangan sepak bola di Bandung.
Oleh karena itu, dalam tulisan ini saya akan berusaha menelusuri data-data lama terkait dengan perikehidupan Ch. J. Brookman, yang menyangkut riwayat hidup, perjalanan pekerjaan, dan kegemarannya di dunia sepak bola.
Saya, sedikit banyak, juga akan menyampaikan apa yang membuat Brookman dijadikan sebagai salah seorang pilar SIDOLIG.
Baca Juga: SPARTA, Geng Hitam dari Cikudapateuh
Pengajar di Jawatan Kereta Api
Dari Watervlietstraat 58, Voorburg, Zuid Holland, Belanda, pada 11 Desember 1953, keluarga besar Brookman menyampaikan kabar kematian. Pada hari itu M.C.Brookman-Neyndorff, H.J. Brookman, T.M.C. Schotsman-Brookman, Dr. J.G.W. Schotsman, B. Sleebos-Brookman, F. Sleebos, E. Brookman, Yoya, Robbie, Enid mengabarkan suami, ayah, kakek, dan sepupu mereka telah meninggal.
Dalam berita yang disiarkan Het Vaderland (12 Desember 1953) itu disebutkan yang meninggal adalah Christiaan Johannes Brookman dalam usia 74 tahun. Semasa hidup, dia “Oud-leraar van de cursus Spoorwegen te Bandoeng” (mantan pengajar dalam kursus yang diselenggarakan jawatan kereta api di Bandung).
Dengan fakta-fakta itu kita jadi dapat menyimpulkan Ch. J. Brookman hidup dalam rentang waktu antara 1879 hingga 1953. Dalam rentang panjang tersebut, dia pernah bekerja pada jawatan kereta api di Bandung. Hal ini sesuai dengan data yang saya temukan dari genealogieonline.nl. Di situ dinyatakan Brookman lahir di Batavia pada 17 Juli 1879 dan meninggal di Voorburg pada 11 Desember 1953.
Pada tulisan lain, dalam situs yang sama, ketemu pula kepanjangan serta identitas M.C.Brookman-Neijndorff, notabene istri Brookman. Dialah Maria Cornelia Neijndorff (1886-1963), yang lahir pada 4 April 1886 di Madiun, Jawa Timur dan meninggal pada 30 September 1963 di Voorburg.
Sedangkan rekaman pekerjaan Brookman dapat disimak dari pemberitaan sekitar pengangkatan, kenaikan gaji, dan pemindahan tempat kerjanya dalam koran-koran Belanda sejak awal abad ke-20. Data paling lama berasal dari 1910. Di situ dibilang Brookman lulus ujian jawatan kereta api (De S. S. Examens) di pusat jalur barat di Bandung, terutama untuk Examen A (Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, HNDNI, 4 Januri 1910).
AID De Preanger-bode (6 Februari 1911) mengabarkan kenaikan gaji Brookman, sebagai komis stasiun di Bandung, menjadi 25 gulden per bulan. Sebulan berikutnya, dia mendapatkan gratifikasi sebesar 25 gulden atas kinerja luar biasa yang ditunjukkannya (AID, 31 Maret 1911).
Artikel Terkait
Joki Tugas, Rahasia Umum di Masyarakat
Permendikbud Ristek Nomor 30: Mengapa Frasa 'Tanpa Persetujuan Korban' Dimaknai 'Melegalkan Seks Bebas'?
Villa Isola: Venesia Kecil di Bandung Utara
Pemimpin Masa Depan Bicara di Forum Dialog IISS
Wingko Babat, Kudapan Legit dari Lamongan yang Jadi Oleh-Oleh Khas Semarang
Demam Belanja Online Berkedok Self Healing
Permendikbud 30: Jawaban atas Maraknya Kekerasan Seksual di Lingkungan Kampus
Ketahanan Keluarga Kian Rapuh, Sistem Islam Mewujudkan Keluarga Tangguh
Pindang Serani: Sajian Sup Ikan Laut dari Jepara, Berawal dari Bekal Nelayan Melaut
Waspada Rob dan Banjir Bebatuan di Lereng Gunung, Siaga Akhir hingga Awal Tahun