Kim Seon Ho ialah salah satu public figure yang merasakan Cancel Culture. Apa maksud dari fenomena ini?
Cancel culture, dua kata tersebut menjadi sebuah topik utama yang dibahas beberapa minggu terakhir di sosial media.
Apalagi dengan adanya rumor terkait tudingan pemaksaan aborsi oleh pemeran utama drama Korea Hometown Cha Cha Cha, Kim Seon Ho kepada mantan kekasihnya.
Dengan adanya rumor ini, membuat Kim Seon Ho mendapatkan pembatalan dan pemutusan dari beberapa brand atau project film. Sehingga, fenomena inilah yang disebut sebagai cancel culture.
Fenomena cancel culture memiliki arti pengucilan dan penolakan kepada public figur yang memiliki skandal untuk keluar dari pekerjaannya.
Di Negeri Ginseng atau Korea Selatan, cancel culture ini sudah ramai sejak beberapa tahun ke belakang. Namun, menurut artikel nytimes.com untuk sistem cancel culture sendiri sudah ada sejak tahun 1991 dengan istilah yang berbeda yaitu “ren rou sou suo” yang diambil dari bahasa gaul China, dengan arti secara harfiah sebagai “human flesh search”.
Di China, istilah tersebut berkaitan dengan upaya bersama para pengguna internet untuk mengidentifikasi dan mencari informasi terkait koruptor maupun orang-orang dengan tindakan menyimpang secara moral. Upaya ini dilakukan secara daring dan luring yang hasil informasinya akan disebarkan secara publik.
Sehingga, mereka yang teridentifikasi datanya akan mendapatkan pembulian dan kecaman dari masyarakat luas, hingga berujung dikeluarkan dari lingkaran komunitas. Kemudian, di abad 21 upaya tersebut bertransformasi menjadi cancel culture.
Cancel culture umumnya terjadi ketika seseorang atau sekelompok public figure maupun mereka yang memiliki kekuasaan terlibat skandal akibat perilaku dan ucapannya keluar dari batas norma yang telah ditetapkan oleh masyarakat, yang berakibat dengan penarikan sponsor atau dukungan dari orang, perusahaan, atau sebuah brand.
Artikel Terkait
6 Tulisan Terpopuler Netizen Ayobandung.com Oktober 2021, Total Hadiah Rp1,5 Juta!
Sejarah dan Filosofi Mendoan: Gorengan Khas Banyumas dan Warisan Budaya Tak Benda
Menulis Satu Buku dalam Waktu Satu Jam? Mungkinkah?
Sate Buntel Solo, Sate Lezat yang Dibuat Lim Hwa Youe Sejak 1948
Menikmati Kampung Turis di Pantai Pangandaran
Prospek Pertemuan Wina yang Membahas Nuklir Iran
Pandemi, Resesi, dan Tugas Bersama Pulihkan Ekonomi
Letnan Cornelis Ouwehand, Wasit Sepak Bola Menjadi Direktur Pekerjaan Umum
Hikayat Sate Kambing Batibul dan Balibul, Satenya Wong Tegal yang Empuk dan Lezat
Citatah sebagai Lab Kebumian dan Pusat Pendidikan Panjat Tebing Alam