Kejayaan Banten dalam perdagangan lada, bukan saja terabadikan dalam catatan-catatan para penjelajah dan laporan perdagangan, namun juga terabadikan menjadi nama-nama geografi atau toponimi.
Perdagangan lada di pelabuhan Kesultanan Banten ramai sekali, maka para pedagang dari berbagai negara itu kemudian tinggal untuk sementara waktu di kota pinggir sungai yang ramai, seperti di Karangantu.
Di sana didirikan permukiman pedagang dari Cina, Malaya, Portugis, Belanda, dan lain-lain.
Salah satu pelabuhan alami yang sudah ramai dengan perdagangan adalah Pelabuhan Banten, seperti yang ditulis oleh Tom Pires pada tahun 1512-1515 (Suma Oriental, Perjalanan dari Laut Merah ke Cina dan Buku Francisco Rodrigues (Penerbit Ombak, 2014).
Tom Pires menuliskan tempat-tempat yang disinggahinya dan menuliskan karakter dan kegiatan para penghuninya.
Tentang pelabuhan Banten, Tom Pires menulis, “Kita akan memulai pembahasan dengan mengisahkan Kerajaan Sunda yang terkenal. Wilayah ini berada di wilayah Jawa. Sunda dipimpin oleh Raja Sunda. Ia berkuasa atas Kota Dayo yang besar, kota, tanah, dan pelabuhan Banten (Bantam), Pelabuhan Pontang (Pomdam), Pelabuhan Cigede (Cheguide), Pelabuhan Tangerang (Tamgaram), Pelabuhan Sundakalapa (Calapa), dan Pelabuhan Cimanuk (Chemano).”
Tentang Pelabuhan Sunda: Banten, Tom Pires menulis, “Kerajaan Sunda memiliki beberapa pelabuhan. Pelabuhan pertama bernama Banten. Jung-jung merapat di pelabuhan ini, yang merupakan pelabuhan dagang.
Terdapat kota yang bagus di dekat sungai. Kota ini dipimpin oleh kapten, seorang tokoh yang sangat penting. Pelabuhan ini melakukan kegiatan perdagangan dengan kepulauan Maladewa dan dengan wilayah Fansur di Sumatra.
Pelabuhan ini merupakan pelabuhan terpenting di antara lainnya. Sungai yang mengalir di wilayah ini berakhir di laut. Wilayah ini mempunyai beras dalam jumlah besar, bahan makanan, serta merica.”
Artikel Terkait
Misteri Perang Bubat IV: Kolofon Carita Parahyangan
Tawuran Pelajar Bukanlah Ajang Menunjukkan Keberanian
Nicolaas Vink, 50 Tahun Menjadi Anggota UNI
Jalan Setapak di Distrik Jampang Kulon Awal Abad ke-19
Catch Me if You Can di Tjimahi Tempo Doeloe
Sejarah Stasiun Padalarang: Kenangan Dahulu dan Kini
Refleksi Hari Santri: Tanamkan Nilai-Nilai Toleransi Dalam Jiwa
Misteri Perang Bubat: Kolofon Naskah Pangeran Wangsakerta
Jangan Bosan Berbuat Kebaikan Dalam Hidup Bermasyarakat
Babak Belur Peternak Ayam Petelur