Apa yang Santri Pelajari di Pesantren?
Ada banyak kegiatan di pesantren yang membuat para santri di dalamnya tidak sepi kegiatan. Berbagai aktivitas yang menambah pengetahuan telah disiapkan agar santri kelak bisa menjadi tokoh atau bagian penting ketika terjun ke masyarakat.
Dengan pelbagai ilmu yang dimiliki, santri tidak akan gagap menghadapi segala kemungkinan yang terjadi di masyarakat dengan perbagai persoalan yang kompleks.
Kegiatan santri yang paling utama adalah belajar, terutama belajar ilmu agama. Dari mulai pagi, setelah salat subuh sampai malam hari, santri akan terus dibekali dengan materi-materi ilmu agama. Ini biasanya yang lazim berlaku di pesantren salafi, yang lebih dominan dengan kegiatan-kegiatan mengaji kitab kuning. Sementara di pesantren modern, selain kegiatan mengaji kitab, pada siang hari mereka belajar formal sebagaimana di sekolah-sekolah umum.
Kegiatan yang tak lepas dari rutinitas santri sehari-hari adalah salat berjamaah dan tadarus Alquran. Dua kegiatan ini sudah menjadi rutinitas yang wajib dijalani. Santri senantiasa berjamaah saat melaksanakan salat lima waktu.
Demikian juga dengan tadarus Alquran. Tiap selesai salat wajib atau sebelum mengaji kitab, semua santri selalu membaca Alquran.
Untuk memotivasi semangat membaca Alquran, kadang-kadang santri saling berlomba untuk cepat selesai (khatam) Alquran. Tujuannya bukan untuk menentukan siapa yang menang atau kalah, apalagi agar dapat hadiah. Ini hanya salah satu cara yang sering dilakukan untuk memotivasi kegiatan tadarus Alquran.
Belajar Organisasi
Sebagaimana Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) yang lazim ada di sekolah-sekolah umum, di pesantren juga dikenalkan kegiatan organisasi yang bisa menjadi bekal santri dalam kegiatan berorganisasi ketika sudah berada di tengah masyarakat.
Tiap pesantren lazim mempunyai organisasi. Sebuah organisasi santri, biasanya dipimpin oleh seorang Rois atau Lurah Santri. Lurah Santri ini, bisa dipilih secara aklamasi, voting atau bahkan demokratis.
Artikel Terkait
Strategi Bisnis Membangun Loyalitas Pelanggan Jangka Panjang
Memerdekakan Diri untuk Membaca Budaya
Instagram Memang Asyik, Tetapi Mengapa Digugat?
Menyoal Upaya Pemulihan Ekonomi, Perlukah Alih Konsep?
Misteri Perang Bubat IV: Kolofon Carita Parahyangan
Tawuran Pelajar Bukanlah Ajang Menunjukkan Keberanian
Nicolaas Vink, 50 Tahun Menjadi Anggota UNI
Jalan Setapak di Distrik Jampang Kulon Awal Abad ke-19
Catch Me if You Can di Tjimahi Tempo Doeloe
Sejarah Stasiun Padalarang: Kenangan Dahulu dan Kini