Tujuh nama geografi setingkat kecamatan, yaitu: Cidadap, Cikepok, Cimanggu, Lengkong, Pangramesan, Panumbakan, dan Wala(u)ran. Dalam peta itu terdapat setingkat 35 desa, yaitu: Babakanjengkol, Babakanhaur, Bantarkalong, Bantarpeuteuy, Bojongsari, Cibatu, Cibodas, Cibuang (?), Cicuruk(g), Cidadapgirang, Cigadoh(g), Cijulang, Cijure(y), Cikondang, Cilalay, Cilangkap, Cimarincang, Cipeundeuy, Cipicung, Cipicung, Ciracap, Cirangkong, Ciranji, Cisalut (?), Citangelan, Darmawangi, Karangpandak, Kedung, Lebaksiu(h), Legoknyenang, Leuwigunung, Pabuaran, Pasirpanjang, Pipisan, dan Pondokuyah.
Dalam peta itu digambarkan pula penyebaran empat goa, yaitu: Guha Dahu, Guha Gadok(g), Guha Pandan, dan Guha Sikarang.
Nama geografi yang terdapat di sepanjang pantai, yang membatasi distrik Jampang Kulon ada 17, yaitu: Batununggul, Batupandan, De wyn kopeers baai, Genteng, Ancol, Tanjung Citiro(e)m, Tanjung Goameong, Tanjung Goasanca, Tanjung Karangbolang, Tanjung Karanggajah, Tanjung Karangheulang, Tanjung Kiara, Tanjung Pacoor (?), Tanjung Separan, dan Tanjung Sedong.
Ada lima kerucut gunung yang berupa pegunungan, bukit, dan gunung, yaitu: Pegunungan Kadokan, Pasir Nangka, Gunung Kiarajajar, Gunung Badak, dan Gunung Bebek (?).
42 tempat yang terdapat dalam peta ini sudah saling terhubung oleh jaringan jalan setapak, yang biasa dilalui masyarakat dalam menjalin hubungan sosial, ekonomi, dan kebudayaan.
Sangat mungkin, jalan-jalan yang sudah dirintis oleh para karuhun di Distrik Jampang Kulon pada masa lalu itulah yang menjadi jaringan jalan yang ada saat ini. Jaringan jalan berkembang mengikuti pembukaan perkebunan.
Jalan-jalan setapak yang ada kemudian diperlebar dan tingkatkan kualitasnya agar dapat dilalui pedati atau kendaraan untuk kepentingan pengangkutan hasil perkebunan yang terus berkembang ke berbagai daerah.
Karena nilai ekonomi yang tinggi dari perkebunan, maka pada awal abad ke-19 dibangunlah perkebunan-perkebunan di Sukabumi, di antaranya: perkebunan gutta perca, karet, kina, dan teh.
Dua perkebunan yang menghasilkan teh dan gutta-percha, membuat Sukabumi menjadi sangat terkenal. Getah gutta-percha bagus sebagai bahan pelapis kabel dasar laut, pelapis bola golf, campuran gips untuk pembalut tulang, perawatan gigi, pembuatan gigi palsu, dan bahan pembuatan perlengkapan rumah.
Baca Juga: Sherlock Holmes Hindia Belanda, Beraksi di Tjimahi Tempo Doeloe
Artikel Terkait
6 Tulisan Terpopuler Netizen Ayobandung.com September 2021, Total Hadiah Rp1,5 Juta!
Klub SS dari Jawatan Kereta Api
Nikah Siri dan Gunjingan Julid Warganet
Menghitung Hari-Hari Terakhir Robert Alberts di Persib
Misteri Perang Bubat: Bujangga Manik Ngalalar ka Bubat
Sanghyang Heuleut, Danau Pemandian Bidadari
Misteri Perang Bubat: Hanya Bersumber pada Naskah Terbatas
Misi Utusan Kesultanan Banten kepada Raja Inggris Tahun 1682: Untuk Pembelian Kesenjataan
Film Squid Game dari Kacamata Sosiologi: Teori Kerumunan dan Kepanikan Massal
Evergrande CS Membuat China Bangkrut?