upaya pemulihan ekonomi terus dilakukan oleh Pemda Jawa barat. Adanya pandemi yang masih berlangsung diakui bedampak besar terhadap perekonomian masyarakat.
Sementara itu, pemerintah mengeklaim bahwa perekonomian Jabar akan segera pulih, khususnya di wilayah Kota Bandung.
Seperti yang diungkap Wali Kota Bandung Oded M Danial yang menyebutkan bahwa Kota Bandung memiliki peluang lebih besar untuk bisa cepat bangkit dari pandemi Covid-19 dengan pemulihan ekonomi.
Karena Bandung merupakan pionir smart city tentu dapat lebih mudah mengadopsi kemajuan teknologi digital.(antara.com)
Selain itu, beliau pun berharap pada sektor usaha UMKM untuk memulihkan ekonomi.
"Kita juga harus memberikan kesempatan pada sektor UMKM yang sudah terbukti krisis ke krisis selalu menjadi penyelamat ekonomi kota. Oleh karena sifatnya yang riil dapat dirasakan masyarakat,” kata Oded.
Namun demikian, kebijakan penyelenggara kegiatan ekonomi harus didukung oleh kebijakan tata ruang, infrastruktur, keamanan lokasi, penanaman modal, ketenagakerjaan, pajak daerah dan retribusi.
Mencermati hal tersebut, maka Jika tujuan pemulihan ekonomi adalah demi peningkatan kesejahteraan masyarakat maka upaya apapun patut dicoba. Karena masyarakat saat ini memang dalam keadaan yang sulit terutama dalam sektor ekonomi. Pemenuhan kebutuhan dasar terasa menjadi beban yang berat. Disisi lain kesempatan kerja pun kian sempit.
Namun, yang menjadi soal adalah upaya pemulihan ekonomi dengan kiblat kapitalisme yang dilakukan di negeri ini termasuk wilayah Jabar sepertinya hanyalah mimpi semata. Mengutip pernyataan yang diungkap oleh Prof. Dr Asad Zaman yang pernah menjabat sebagai Direktur ISEFID (Islamic Economic Forum for Indonesian), yang menjelaskan bahwa development sistem ekonomi yang dibangun oleh Barat saat ini telah gagal menciptakan keadilan dan pemerataan ekonomi dunia. Meski kemajuan teknologi berkembang pesat.
Itu pada tatanan dunia, apalagi dalam lingkup wilayah provinsi seperti Jawa barat. Maka pemulihan ekonomi akan sulit terwujud.
Sementara itu beliau pun mengatakan, penyebab utama kegagalan tersebut adalah akibat sistem ekonomi kapitalisme dibangun di atas prinsip selfishness, yaitu mengutamakan kepentingan individu melalui sistem kompetisi dan persaingan yang cenderung tidak sehat.(detikFinance.com)
Maka dari itu, adanya smart city hingga tata ruang yang mendukung, jika masih didasarkan pada mindset kapitalisme, maka pertumbuhan ekonomi hanyalah ilusi semata. Padahal, potensi terbesar bagi ekonomi yakni pengelolaan SDA seharusnya tidak di diprivatisasi seperti saat ini.
Dengan demikian, perlu adanya perhatian dari pemerintah, untuk akselerasi ekonomi. Hal tersebut haruslah mengadopsi sistem yang bisa menjadi solusi. Bukan berdasarkan pada sistem ekonomi kapitalis yang jelas-jelas tidak bisa menyelesaikan masalah utama yaitu menyejahterakan seluruh rakyat.
Sebagai agama yang sempurna, Islam sebenarnya mempunyai mekanisme dalam hal pertumbuhan dan kekuatan ekonomi. Senada dengan yang diungkap oleh pakar ekonomi Islam, Dwi Condro, Ph.D, yang mengungkapkan bahwa Islam memiliki solusi yang bersifat sistemik untuk menghadapi krisis, yang kita kenal dengan sistem ekonomi Islam.(Alwaie.id)
Artikel Terkait
Misteri Perang Bubat: Hanya Bersumber pada Naskah Terbatas
Misi Utusan Kesultanan Banten kepada Raja Inggris Tahun 1682: Untuk Pembelian Kesenjataan
Film Squid Game dari Kacamata Sosiologi: Teori Kerumunan dan Kepanikan Massal
Evergrande CS Membuat China Bangkrut?
Sherlock Holmes Hindia Belanda, Beraksi di Tjimahi Tempo Doeloe
Kesenjangan Antara Masjid dan Toiletnya
Misteri Perang Bubat: Kolofon Naskah Kidung Sunda, Kidung Sundayana, Pararaton & Tatwa Sunda
Strategi Bisnis Membangun Loyalitas Pelanggan Jangka Panjang
Memerdekakan Diri untuk Membaca Budaya
Instagram Memang Asyik, Tetapi Mengapa Digugat?