Karakteristik 4V yang sekarang berkembang menjadi 5V dari big data perlu kita pahami bersama.
Apa itu 5V? V yang pertama adalah Volume. Volume ini berhubungan dengan ukuran dan jumlah big data yang sangat besar.
Jika kita lirik lagi media sosial kita dan baca status yang muncul di beranda, rasanya tidak cukup waktu seharian untuk kelar baca semua status terbaru. Banyak sekali status berupa teks, foto, video, dll.
Ditambah lagi setiap orang ada yang punya banyak akun media sosial dan aktif update status. Inilah yang menjadi salah satu penyumbang big data itu bisa mencapai Terabyte, Exabyte, Zettabyte, dst.
Unsur V yang kedua berkaitan dengan Velocity atau Kecepatan Pertumbuhan/Perpindahannya. Dalam sekejap mata, kita pasti melihat beratus bahkan ribuan status baru di beranda media sosial kita. Secara bersamaan, kita dapat melakukan berbagai aktivitas di dunia maya seperti membaca status teman di facebook atau instagram sambil menunggu buffer (baca: proses) pada saat streaming Drakor alias Drama Korea.
Selain di media sosial, kecepatan dari data yang besar ini juga berperan di berbagai marketplace yang saat ini ramai pengguna, apalagi di masa pandemi Covid-19 yang mayoritas masyarakat berada di rumah.
Kita cukup membuka smartphone dan melakukan transaksi belanja online kapan pun dan dimana pun serta didukung pula oleh berbagai jenis dompet digital yang memudahkan seseorang melakukan transfer uang secara cepat.
Variety atau jenis dari big data yang sangat bervariasi merupakan salah satu unsur dari 5V big data. Variasi data ini bisa terstruktur dan tidak terstruktur seperti data di media sosial yang tentunya sangat beragam.
Ada yang senang posting gambar, ada yang senang upload video, ada juga yang senang dengan curhatannya yang panjang, bahkan ada juga yang shareloc (baca membagikan lokasinya terkini) dengan memanfaatkan GPS di smartphone nya. Jenis lainnya juga banyak kita jumpai di dunia perbankan seperti transaksi transfer, pembayaran tagihan atau belanja, dll.
Unsur 5V selanjutnya adalah Veracity yang berhubungan dengan kualitas dari data yang dihasilkan. Tentunya data yang ada terutama yang kita dapat dari media sosial perlu kita teliti lagi kebenarannya. Apalagi saat ini banyak hoax yang bertebaran di dunia maya.
Garbage in garbage out. Tentunya kita sering mendengar istilah ini. Jika sampah yang masuk, maka sampah pula yang akan keluar. Jadi, big data dengan berbagai variasi serta jumlah yang sangat besar tentunya perlu dicek terlebih dahulu kebenarannya.
Dengan data yang benar, menghasilkan nilai (Value) yang sangat berharga. Value inilah yang merupakan unsur kelima dari 5V ini. Jangan heran jika kita baru saja mencari suatu produk di marketplace tertentu, tiba-tiba saat kita mengakses media sosial kita muncul iklan yang mirip dengan apa yang kita incar di marketplace tersebut.
Hal ini karena pemanfaat big data yang memiliki nilai tersendiri bagi para pelaku bisnis seperti dengan melakukan analisis dari profil para penggunanya.
Baca Juga: Dosen Unpad Ungkap Pentingnya Big Data bagi Dunia Kesehatan
Artikel Terkait
Menuju Satu Data Kependudukan Indonesia
Manfaat Data Hasil Sensus Penduduk
Pejuang Data di Balik Teror Covid-19
Jangan Anggap ‘Merokok Membunuhmu’ Hanya Slogan Tanpa Data
Mau Cari Data, tapi Takut Corona?
Berjuang dalam Validitas Data
Melawan Pandemi Covid-19 dengan Data
Data dan Pandemi
Menuju Satu Data Kependudukan Indonesia
Urgensi Integrasi Data