Di saat kemarau, reruntuhan seperti bekas kamar mandi dapat dengan jelas kita saksikan di Waduk Jatigede. Dahulu, di sana adalah desa.
Saban musim kemarau, bagian-bagian reruntuhan bangunan yang asalnya tertutup air di Waduk Jatigede, Kabupaten Sumedang, kembali dapat kita saksikan secara jelas dan terbuka.
Di tengah hembusan angin kencang dan payungan langit biru, beberapa warga sibuk kukucuprakan di salah satu sudut Waduk Jatigede, yang airnya terlihat surut, Kamis (9 September 2021) pagi. Mereka tengah mencari tutut.
Tak jauh dari mereka, sebuah perahu motor terdampar di atas tanah yang kondisinya setengah mengering.
Dua anak berusia sekitar lima tahunan dan tiga tahun tampak bermain-main di atas perahu motor itu.
Tak begitu jauh dari perahu motor, terlihat bagian rentuhan kamar mandi dari sebuah rumah. Di saat kemarau, reruntuhan seperti itu dapat dengan jelas kita saksikan di Jatigede.
Semakin panjang kemarau dan menyurutnya air Jatigede, semakin banyak bagian-bagian bangunan yang asalnya milik warga yang dapat kita saksikan kembali.
Bagi warga yang dulunya bermukim di daerah-daerah yang kini menjadi bagian waduk Jatigede, tatkala melihat kembali reruntuhan bangunan-bangunan itu, boleh jadi bakal terlarut dalam romantisme atau mungkin juga rasa waas yang mendalam.
Bayangkan, tempat yang dulu yang kita diami, kampung yang dulu kita huni, kini harus lenyap, tenggelam, dan menjadi bagian dari sebuah waduk raksasa.
Artikel Terkait
TV tetap Menyala
Total Hadiah Rp1,5 Juta! Ini 6 Tulisan Terpopuler Netizen Ayobandung.com Agustus 2021
Berbagai Cara untuk Memberantas Korupsi
Pusaka Bumi Perbukitan Sepuluhribu di Tasikmalaya
Saipul Jamil, Komodifikasi di Balik Kebebasan sang Penyanyi Dangdut
Memahami Pemilihan Perdana Menteri Jepang
Vigilantisme Media Sosial
Preanger Voetbalbond, Perserikatan Sepak Bola Pertama di Bandung
Regno de Zunda pada Peta Planisfer Urbano Monti 1587 M
Jangan Membandingkan Manusia dengan Binatang!