Bagaimana Etika Mahasiswa Dalam Berkomunikasi di Media Sosial?

- Rabu, 31 Mei 2023 | 13:19 WIB
Dampak positif dan negatif media sosial meliputi beberapa hal seperti memudahkan mencari informasi hingga menimbulkan kecemburuan sosial (pixabay/Thomas Ulrich)
Dampak positif dan negatif media sosial meliputi beberapa hal seperti memudahkan mencari informasi hingga menimbulkan kecemburuan sosial (pixabay/Thomas Ulrich)

AYOBANDUNG.COM--Banyak peristiwa yang terjadi di media sosial menimbulkan pro dan kontra antar netizen.

Misalnya saja, beberapa waktu lalu fenomena yang ramai menuai pro dan kontra di media sosial adalah keputusan FIFA yang membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah di piala dunia U20 tahun ini.

Beragam komentar disampaikan masyarakat untuk menunjukkan sikapnya, mulai dari yang sopan hingga tidak sopan.

Contoh yang tidak sopan misalnya komentar “Manusia silver dan umbul-umbul ini sangat meresahkan” yang menyerang akun Ganjar Pranowo. Sebelum kasus ini, yang banyak menuai pro dan kontra misalnya konten @Gitasav tentang chilldfree.

Pernyataan tersebut menuai beragam tanggapan pengguna media sosial yang menolak adanya childfree. Penolakan ini menjadi perhatian khusus, karena dilakukan melalui komentar negatif yang melibatkan ranah personal dan menyerang akun pribadi gitasav dengan berbagai komentar hate comment dan mendorong terjadinya tindakan cyberbullying di media sosial misalnya “Anak kaya lo punya pemikiran Childfree, jadi berkuranglah populasi orang g**."

Microsoft pada bulan februari 2021 merilis hasil survei digital civility index (DCI) untuk mengetahui tingkat kesopanan masyarakat di media sosial. Survei ini diikuti sebanyak 16.000 responden pada 32 negara.

Di Indonesia, Survei ini melibatkan sebanyak 503 responden.  Mereka diminta untuk menjawab pertanyaan mengenai 21 risiko dunia maya dari empat kategori, yakni perilaku, seksual, reputasi, dan personal. Hasil survei menunjukan bahwa Indonesia memiliki tingkat kesopanan yang rendah karena berada pada urutan ke 29 dari 32 negara.

Alih-alih sadar diri, netizen indonesia malah meluapkan rasa kecewa dan amarah dengan memberikan komentar negatif di media sosial khususnya pada akun microsoft. Perilaku ini oleh para ahli komunikasi justru memperlihatkan etika bermedia sosial masyarakat Indonesia yang ternyata memang  rendah.

Berdasarkan survei digital civility index yang dilakukan microsoft, generasi millenial paling banyak melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan etika komunikasi karena dari segi generasi, mereka lebih sering melakukan tindakan bullying hingga mencapai sikap yang tidak sesuai etika dengan presentase sebesar 54%.

Bagaimana dengan kesopanan di kalangan Gen Z? Kondisi ini menjadi perhatian Tim peneliti Prodi Manajemen Komunikasi Fikom Unpad yaitu Duddy Zein, Ira Mirawati, dan Wiki Meyrina untuk mengetahui bagaimana budaya Generasi Z khususnya mahasiswa di media sosial. Penelitian mereka dilakukan di TikTok, sebagai media sosial yang saat ini digandrungi oleh generasi Z karena memiliki karakteristik yang berbeda dengan media sosial sebelumnya. Jejaring media sosial pada generasi Z merupakan bagian dari budaya mereka.

Dalam prosesnya perlu memperhatikan berbagai hal yang bersifat fundamental agar tidak melanggar etika berkomunikasi di media sosial.

Penelitian mereka dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2023. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner mengenai etika komunikasi bermedia sosial kepada mahasiswa di wilayah kota Bandung.

Sebanyak 350 responden berpartisipasi dalam penelitian ini. Aspek etika komunikasi yang diteliti terdiri komponen pengetahuan dan pemahaman, kemampuan untuk menilai sikap yang baik dan buruk, serta perilaku bermedia sosial mereka selama ini.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ternyata 89% mahasiswa memiliki  pemahaman yang tinggi mengenai etika berkomunikasi di media sosial. Mereka memahami bahwa kolom komentar di media sosial TikTok dapat digunakan sebagai fasilitas dalam menebar ujaran kebencian, penghinaan dan cyber bulling.

Halaman:

Editor: Adi Ginanjar Maulana

Sumber: Media Sosial, Mahasiswa

Artikel Terkait

Terkini

Relasi Sipil-Militer dan Demokratisasi di Indonesia

Rabu, 27 September 2023 | 11:56 WIB

Etika Berbahasa di Media Sosial

Selasa, 26 September 2023 | 12:01 WIB

Siapakah (Calon) Presiden yang Terbaik?

Minggu, 24 September 2023 | 18:21 WIB

Proyek KCJB (Kereta Cepat Jakarta Bandung), untuk Siapa?

Jumat, 22 September 2023 | 17:47 WIB

Industriawan Militer Menjadi Penghambat Perdamaian!

Kamis, 21 September 2023 | 12:05 WIB

Generasi Z dan Pelaksanaan Profil Pelajar Pancasila

Minggu, 10 September 2023 | 17:49 WIB

Mengintip Bioskop Zaman Baheula di Bandung

Minggu, 10 September 2023 | 15:32 WIB

Mau Sampai Kapan Kita Bergantung pada TPA Sarimukti?

Kamis, 7 September 2023 | 16:16 WIB

Pemimpin Baru Menghadapi Situasi yang Tidak Nyaman

Rabu, 6 September 2023 | 11:27 WIB
X