SPIRIT IQRA

- Rabu, 31 Mei 2023 | 11:54 WIB
Ilustrasi buku sebagai salah satu sumber literasi. (Pixabay/Michal Jarmoluk)
Ilustrasi buku sebagai salah satu sumber literasi. (Pixabay/Michal Jarmoluk)

Oleh Iwan Yuswandi*

MITOS abad kegelapan di mana saat itu kebudayaan Barat dipersepsikan berhenti selama kurang lebih delapan abad, abad 7 sampai dengan abad ke 15 M, kemudian bangkit lagi pada awal abad 17 dengan istilah Renaisans atau abad Pencerahan. Di mana otoritas Katholik tidak lagi mendominasi dalam kebijakan politik di Eropa.

Dunia mengetahui bahwa kekosongan peradaban di Eropa juga tidak terjadi di belahan dunia lain. Eropa dianggap tertidur pulas lalu kemudian bangun di abad tujuh belas dengan meneruskan tradisi intelektual Yunani kuno sampai akhirnya muncul ilmuwan-ilmuwan terkemuka yang kita kenal sampai sekarang.

Dari situ, ada logika yang perlu ditelusuri, tidak mungkin masa kegelapan yang penuh dengan klenik sepanjang itu tiba-tiba dengan serta merta muncul penemuan-penemuan sains spektakuler di abad ke 17.

Saat kekaisaran Romawi terakhir runtuh, lalu pusat kekaisaran pindah ke Konstantinopel, dari situlah sebetulnya kemudian arah perkembangan tradisi intelektual Yunani bertemu dengan dunia Islam yang juga budaya belajarnya sangat tinggi.

Spirit dari Al-Quran, tepatnya surah pertama yang memerintahkan untuk membaca, menjadikan umat muslim saat itu menjadi manusia pembelajar. Budaya literasi berkembang pesat, buku-buku para filsuf Yunani kuno seperti Aritoteles diterjemahkan ke dalam bahasa arab. Di mana bahasa Arab menjadi bahasa pengantar untuk sains seperti halnya bahasa inggris sekarang.

Baca Juga: RUSAK dan Tak Laik Fungsi! Pemkot Bandung Berencana Kembali Bongkar Puluhan Halte

Selain itu, kekuasaan pemerintahan Islam yang membentang luas sampai ke Asia Barat, tentu memerlukan ilmu administrasi profesional yang amat penting dalam mengelola pemerintahan.

Menghitung pajak, menggarap lahan pertanian, mengelola pengairan, mengamati cuaca, dll. Sehingga diperlukan cara menghitung yang cepat dan manajemen yang bagus. Dari situ, sangat logis jika orang muslim era itu bisa melahirkan ilmu pengetahuan.

Jika dunia Barat menganggap Islam hanya berjasa menerjemahkan buku-buku Yunani kuno–yang memang terjadi sangat massif di zaman Dinasti Abasiyah pada abad 8-16 M, itu tidak tepat. Sebab semangat belajar umat islam saat itu memang sangat tinggi karena spirit Al-Qura’n dan kebutuhan pengelolaan pemerintahan di mana sains sangat dibutuhkan.

Pada saat itulah sains dan agama sangat mesra, tidak dipisahkan seperti di dunia Barat sekarang. Walaupun di era kemunduran imperium Islam, sains dikritik oleh tokoh besar Islam Al-Ghazali karena terlalu diagungkan, bahwa sains bisa memecahkan segala persoalan.

Seandainya betul orang-orang Islam hanya menerjemahkan buku-buku Yunani kuno–seperti anggapan dunai Barat, dunia Islam tidak akan melahirkan ilmu pengetahuan seperti matematika, astronomi, pengairan, pertanian, kedokteran, fisika, kimia, sejarah, navigasi, optic, dll.

Tradisi filsafat yang menuntut cara berfikir logis yang dibawa para filsuf Yunani juga tidak dipertentangkan dengan kandungan Al-Qur’an yang juga diperintahkan untuk menafsirkan ayat-ayat Qauniah yang berhubungan dengan alam. Di mana ayat-ayat qauniah harus dieksplorasi dengan bangunan akal dan sains.

Baca Juga: Coldplay Bekukan Akal Sehat

Lalu bagaimana awalnya dunia Barat yang tidur panjang dan hidup dalam dunia klenik tiba-tiba di abad 17 bangkit dan melahirkan beberapa ilmuwan seperti Galileo yang menantang gereja Katholik dengan pernyataan bahwa bumi bergerak mengelilingi matahari.

Halaman:

Editor: Dudung Ridwan

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Relasi Sipil-Militer dan Demokratisasi di Indonesia

Rabu, 27 September 2023 | 11:56 WIB

Etika Berbahasa di Media Sosial

Selasa, 26 September 2023 | 12:01 WIB

Siapakah (Calon) Presiden yang Terbaik?

Minggu, 24 September 2023 | 18:21 WIB

Proyek KCJB (Kereta Cepat Jakarta Bandung), untuk Siapa?

Jumat, 22 September 2023 | 17:47 WIB

Industriawan Militer Menjadi Penghambat Perdamaian!

Kamis, 21 September 2023 | 12:05 WIB

Generasi Z dan Pelaksanaan Profil Pelajar Pancasila

Minggu, 10 September 2023 | 17:49 WIB

Mengintip Bioskop Zaman Baheula di Bandung

Minggu, 10 September 2023 | 15:32 WIB

Mau Sampai Kapan Kita Bergantung pada TPA Sarimukti?

Kamis, 7 September 2023 | 16:16 WIB

Pemimpin Baru Menghadapi Situasi yang Tidak Nyaman

Rabu, 6 September 2023 | 11:27 WIB
X