Oleh Evi Octaviany*
PERTANIAN memegang peranan yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia. Sebagai ‘tulang punggung’ perekonomian di negara kita, pertanian tidak hanya menyediakan sumber pangan, tetapi juga peluang kerja bagi sejumlah besar penduduk Indonesia.
Data BPS menunjukkan bahwa di saat pertumbuhan ekonomi nasional dan sektor penunjangnya mengalami penurunan akibat pandemi Covid-19, sektor pertanian justru mengalami pertumbuhan positif, bahkan menjadi penyelamat dan penggerak perekonomian nasional.
Peran sektor pertanian sebagai salah satu katup pengaman ekonomi ini harusnya mampu menjadi trigger bagi para pemangkukebijakan untuk mendukung para pelaku usaha pertanian.
Dalam hitungan hari, Badan Pusat Statistik (BPS) akan menyelenggarkan Sensus Pertanian 2023 dengan mengusung tema “Mencatat Pertanian Indonesia untuk Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani”. Kegiatan ini merupakan kegiatan besar yang dilakukan setiap 10 tahun
sekali untuk memotret kondisi pertanian di Indonesia.
Tahap persiapan dan perencanaan telah dimulai sejak tahun 2021, kemudian pengumpulan data pada 1 Juni – 31 Juli 2023, dan nantinya akan berakhir dengan penyajian dan analisis data di tahun 2024. Responden dalam Sensus
Pertanian 2023 adalah petani, rumah tangga pertanian, dan perusahaan pertanian di seluruh Indonesia.
Sensus Pertanian 2023 dilakukan secara door to door oleh para petugas terlatih yang ditunjuk langsung oleh BPS.
Presiden Joko Widodo melalui sambutannya pada ‘Pencanangan Pelaksanaan Sensus Pertanian Tahun 2023’, di Istana Negara, Jakarta, menegaskan bahwa Sensus Penduduk 2023 perlu dilaksanakan karena sektor pertanian melibatkan hajat hidup orang banyak. Peran strategis dari
sektor pertanian ini membutuhkan akurasi kebijakan yang diperoleh dari data yang juga akurat.
BPS sebagai lembaga penyedia data dan informasi berusaha semaksimal mungkin untuk mendukung penyusunan kebijakan pemerintah melalui Sensus Pertanian 2023.
Tujuan utama dari sensus pertanian adalah menyediakan data terkait kondisi pertanian Indonesia secara komprehensif hingga ke wilayah terkecil dengan metode by name by address. Informasi mengenai jumlah rumah tangga pertanian, luas tanam tanaman pangan, jumlah pohon, jumlah ternak, dan sebagainya merupakan output dari sensus pertanian.
Hasil sensus pertanian dapat digunakan sebagai data dasar untuk memperbaiki data-data dari survei pertanian rutin, seperti perkiraan produksi tanaman pangan, holtikultura, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan yang termasuk juga populasi pohon atau ternak.
Baca Juga: Sambutan Hari Pancasila 2023 oleh Kepala Sekolah Tentang Contoh Wujud Nyata Nilai Pancasila
Tersedianya data-data yang menjadi kunci pembangunan pertanian daerah dan nasional ini sangat berguna bagi para pelaku usaha.
Artikel Terkait
Bupati Cianjur Pastikan Rumah Rusak Terdampak Banjir dapat Stimulan, Lalu Bagiamana untuk Lahan Pertanian?
Beri Penyuluhan Pertanian, Sukarelawan Ganjar Sejati Ajak Warga Membudidayakan Jamur Pangan
Dukung Sensus Pertanian, Wagub Jabar: Data Akurat Penting untuk Kebijakan Pemerintah
Upaya Perbaikan Data Pertanian