Oleh Jamilatul Istiqomah*
GUNUNG MERAPI di Yogyakarta merupakan salah satu gunung api yang aktif di Indonesia. Gunung ini secara administratif terletak di perbatasan antara Provinsi Jawa Tengah yang meliputi Kabupaten Magelang, Boyolali, Klaten dan Daerah Istimewa Yogyakarta (Kabupaten Sleman).
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan bahwa pada 17 Maret 2023 pukul 19.30 dengan jarak luncur 1300 m guguran awan panas dari puncak Gunung Merapi ke arah barat daya (Kali Bebeng).
“Video awan panas guguran #Merapi tanggal 17 Maret 2023 pukul 19.30 WIB dengan jarak luncur 1.300 meter ke arah barat daya (Kali Bebeng),” dikutip dari Instagram @bpptkg, Jumat, 17 Maret 2023.
Gunung Merapi sejak beberapa terakhir menunjukkan adanya peningkatan aktivitas vulkanik. Kondisi ini mengingatkan kembali wejangan lawas sang juru kunci legendaris Gunung Merapi.
Baca Juga: 11 Twibbon Nyepi 2023 Pergantian Tahun Isakawarsa Gratis untuk Seluruh Kalangan
Dilansir dari Wikipedia bahwa Gunung Merapi memiliki juru kunci legendaris yaitu Mbah Maridjan yang bergelar Mas Penewu Surakso Hargo. Beliau menjabat sebagai juru kunci Gunung Merapi atas amanah Sri Sultan Hamengkubuwono IX sejak 1982 hingga akhir hayatnya sebab letusan Gunung Merapi 2010 silam.
Sosok juru kunci Gunung Merapi tersebut semakin dikenal oleh masyarakat luas karena faktor keberaniannya. Pada 2006, Gunung Merapi diperkirakan akan meletus dan menumpahkan lahar panasnya. Mbah Maridjan menolak perintah Sultan Hamengkubuwono X yang berstatus Sultan sekaligus Gubernur untuk turun gunung. Meski beliau mengabaikan turun gunung dan memilih menyepi di pelataran Srimanganti yang berada di lereng selatan Merapi. Beliau selamat, tak kurang satu apa pun.
Imbauan mengungsi tersebut sama halnya dengan perintah pejabat pemerintahan lainnya, bukan titah sebagai raja. Hal tersebut diutarakan Mbah Maridjan sekaligus menegaskan bahwa dirinya berpegang teguh amanat oleh Sultan HB IX untuk menjaga Gunung Merapi.
Mbah Maridjan tetap menyerahkan hidup dan matinya kepada Yang Maha Kuasa demi tanggung jawabnya sebagai juru kunci. Pada 26 Oktober 2010 erupsi Merapi mencapai puncaknya. Sang juru kunci Gunung Merapi berpendirian teguh tetap berdiam diri di dalam rumahnya di Dusun Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Sleman, Yogyakarta. Beliau sudah sangat siap dengan apapun yang bakal terjadi. Hingga akhirnya, beliau ditemukan tak bernyawa dalam posisi bersujud.
Almarhum Mbah Maridjan memberikan wejangan terkait menjaga Gunung Merapi. Dalam unggahan video yang beredar luas di media sosial, salah satunya akun instagram bernama @undercover.id. Beliau menjelaskan pantangan agar Gunung Merapi tidak marah.
“Terus pantangan agar Gunung Merapi tidak marah. Itu seharusnya beckhoe-beckhoe jangan merusak daerah Yogyakarta,” kata almarhum Mbah Maridjan.
“Kalau daerah Klaten saya tidak tahu. Magelang juga tidak tahu. Kalau butuh pasir, biarlah diberi pasir. Tapi jangan sampai Jogja mengambil pasir pakai beckhoe,” tegasnya.
Dalam wejangannya, terdapat empat bupati yaitu Bupati Sleman, Klaten, Magelang, dan Boyolali jika tetap melakukan pantangan tersebut. Maka Gunung Merapi akan membawa pasir dan awan panas ke daerah tersebut.
“Bupati Sleman, Klaten, Magelang dan Boyolali keempatnya harus bisa berfikir kalau tidak bisa memikirkan hal itu, maka akan diberi (pasir) tapi beserta awan panas. Itu pasti! Itu namanya merusak lingkungan,” imbuh almarhum sang juru kunci.
Artikel Terkait
Viral! Awan Erupsi Gunung Merapi Disebut Mirip Mbah Petruk, Netizen: Melindungi Warga Sekitar
BRI Salurkan Bantuan bagi Warga Terdampak Erupsi Gunung Merapi
Kenampakan Awan Panas Gunung Merapi 14 Maret 2023, Jarak Luncurnya Sampai 1600 Meter!