Oleh Sam Edy Yuswanto*
ERA SEKARANG, banyak orang berlomba-lomba melakukan beragam cara, agar dirinya bisa viral di media sosial. Ketika berhasil viral, itulah ia akan mendapatkan keuntungan. Misalnya, namanya dikenal luas dan menjadi perbincangan publik.
Kita tentu tahu, ketika seseorang sedang viral karena melakukan sesuatu hal, biasanya ia akan diundang oleh berbagai stasiun televisi swasta, atau diundang ke acara-acara podcast, bahkan tak menutup kemungkinan dia akan kebanjiran endorse atau iklan.
Sayangnya, ada sebagian orang yang nekat melakukan aksi-aksi nyeleneh, bahkan sampai rela menggadaikan agama hanya demi sebuah konten, demi bisa viral, demi mendapatkan pundi-pundi rupiah dengan cara-cara yang instan. Inilah yang harus selalu kita waspadai bersama.
Kita harus membentengi diri kita dan anggota keluarga kita agar tidak mudah terjerumus melakukan aksi-aksi memalukan dan melanggar norma agama demi mendapatkan uang secara instan.
Baca Juga: Aturan Baru KUR BRI 2023, Patuhi Syarat dan Dokumen Pengajuan Pinjaman Dapat Hingga Rp500 Juta
Orangtua, para guru, jangan pernah merasa lelah untuk selalu menasihati anak-anak atau para muridnya mengenai hal ini. Beri arahan kepada anak-anak agar jangan sampai tergoda melakukan aksi-aksi memalukan dan melanggar ajaran agama hanya demi sebuah konten.
Bicara tentang konten yang langsung menuai kontroversi dan hujatan, baru-baru ini, ramai diperbincangkan seorang selebgram wanita (sengaja di sini saya tidak menyebut nama atau inisal) yang nekat melakukan aksi yang sangat tidak pantas untuk ditiru. Yakni, memakan kriuk babi dan sengaja divideokan, lalu diposting atau ditayangkan di media sosial. Mirisnya, wanita yang gemar berbusana seksi tersebut (katanya) adalah seorang muslim.
Sebagai seorang muslim, bahkan mereka yang nonmuslim pun, telah memahami bahwa yang namanya memakan daging babi adalah termasuk hal yang dilarang (haram) dalam ajaran Islam. Namun, entah mengapa si wanita selebgram tersebut nekat melakukan aksi tersebut hanya demi sebuah konten.
Ya, demi sebuah konten, ia nekat menggadaikan agamanya. Saya hanya berharap semoga dia segera tersadar dengan aksi tidak terpujinya itu dan segera kembali ke jalan yang diridai oleh Allah Swt.
Baca Juga: Jelang Pemilu, Pemkot Bandung Serahkan KTP Elektronik Kepada Warga Binaan Lapas Banceuy
Cerdas Memilih Publik Figur
Sebagai netizen atau warganet, kita tentu dituntut untuk cerdas memilih publik figur (yang kita sukai bahkan kita jadikan panutan) yang berseliweran di berbagai media sosial seperti Instagram dan TikTok. Pilih atau hanya tonton konten-konten yang bermutu, bermanfaat atau konten yang sekadar hiburan belaka.
Sementara, konten-konten yang melanggar aturan syariat, atau konten yang berisi caci maki, menyebarkan kebencian, hujatan, mengumbar fitnahan, adu domba, dan hal-hal negatif lainnya, sebaiknya langsung dilaporkan saja.
Namun yang sangat saya sayangkan, meskipun di aplikasi (misalnya TikTok) sudah tersedia cara untuk melaporkan akun atau konten-konten bermuatan negatif, namun realitasnya tak semuanya dikabulkan.
Entahlah, saya juga merasa heran, mengapa banyak video yang tidak mendidik dan yang berisi aksi-aksi pornoaksi, tetapi bisa lolos oleh TikTok dan ketika video tersebut dilaporkan ternyata diabaikan alias ditolak, dengan alasan video tersebut tidak ada pelanggaran.
Artikel Terkait
Demi Konten, Remaja Hina Masjid Persis dengan Pasang Lagu Diskotik
Pelaku Hina Masjid: Saya Khilaf, Hanya Demi Konten untuk Nambah Followers Saja
Khilaf demi Konten
Viral Orang Utan Menarik-narik Baju Pengunjung, Lewati Pagar Pembatas Demi Konten?